Barang-barang yang sudah tidak terpakai dapat dimanfaatkan kembali untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan, termasuk koper bekas. Inisiatif ini dijalankan oleh Samsonite Indonesia sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap keberlanjutan lingkungan.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, mereka telah memasang instalasi Scholar Panel di SDN Cipeujeh Wetan 03, Cirebon, Jawa Barat. Program ini merupakan bagian dari kegiatan tahunan Samsonite Luggage Trade-In, sebuah inisiatif berkelanjutan yang autentik, bertanggung jawab, dan memiliki dampak nyata.
Proses Pengolahan Koper Preloved
Dalam program tersebut, Samsonite Indonesia memastikan setiap koper preloved yang diserahkan oleh pelanggan benar-benar diolah kembali menjadi fasilitas fungsional yang bermanfaat dan bernilai bagi masyarakat.
Melalui program Trade-In 2025, perusahaan berhasil mengumpulkan 1.792 koper preloved dari 36 toko di seluruh Indonesia. Seluruh koper yang terkumpul telah melalui proses penyortiran dan pengolahan material yang bertanggung jawab, di mana material yang memenuhi kriteria kemudian digunakan sebagai bahan utama produksi Scholar Panel.
Proses ini menjamin bahwa setiap koper yang diserahkan pelanggan dikelola dengan tujuan keberlanjutan dan dampak sosial yang jelas.
“Setiap koper preloved yang diserahkan pelanggan kami pastikan dimanfaatkan kembali untuk tujuan yang bermakna dan tidak terbuang sia-sia. Melalui inisiatif Scholar Panel, material hasil repurposing tersebut diubah menjadi panel peredam suara yang membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih tenang, fokus, dan nyaman bagi anak-anak,” ujar Nadya Pertiwi, Country Head Samsonite Indonesia.
Pemilihan Lokasi dan Dampak Kebisingan
SDN Cipeujeh Wetan 03 dipilih karena lokasinya yang berada tepat di sisi jalur kereta api, sehingga para siswa dan guru terpapar kebisingan hingga 92 dB, setara dengan suara kereta melintas atau lalu lintas padat. Tingkat kebisingan tersebut dapat mengganggu konsentrasi, meningkatkan stres, dan menghambat proses belajar di sekolah dasar itu.
“Melalui kolaborasi dengan SONE Engineering, Scholar Panel dipasang dan berhasil menurunkan kebisingan menjadi 50 dB, sesuai standar WHO untuk lingkungan belajar yang sehat. Penurunan ini menciptakan ruang kelas yang lebih tenang, aman, dan kondusif bagi proses belajar-mengajar,” kata Nadya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Founder SONE Acoustics, Jason Setiadi. Ia menyoroti bahwa fokus utama terletak pada kontrol kebisingan dan akustik arsitektur.
“Kami ingin menghadirkan dampak nyata bagi komunitas. Tujuannya adalah menciptakan ruang kelas yang lebih tenang, produktif, dan mendukung kenyamanan belajar bagi para siswa,” ungkapnya.
Renovasi Menyeluruh dan Sentuhan Budaya Lokal
Tak hanya itu, Samsonite bersama SONE Engineering dan FFFAAARRR Architecture Company juga berkolaborasi melakukan renovasi menyeluruh dengan mengecat ulang tiga ruang kelas yang paling terdampak, memasang mirror windows untuk memastikan cahaya alami tetap masuk tanpa mengurangi kualitas akustik, serta merancang struktur panel yang terinspirasi dari Candi Bentar yang melambangkan Gunung Mahameru. Perpaduan unsur budaya lokal dengan fungsi teknis ini menghasilkan ruang belajar yang lebih nyaman, sehat, dan memiliki identitas visual yang kuat.