Bagi wisatawan yang berencana berlibur sambil menikmati keindahan pantai atau pemandangan laut yang memesona, Lombok menjadi destinasi yang patut dipertimbangkan. Pulau ini dikenal dengan keindahan alamnya serta rangkaian pantai yang menarik.
Selain itu, Lombok juga memiliki pesona lain yang tak kalah menarik, seperti Teluk Ekas atau Ekas Bay. Teluk yang indah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), terkenal dengan panorama pantai berpasir putih, perairan laut yang tenang dan jernih, serta lokasi berselancar yang sesuai untuk pemula.
Konsep Open Living di Innit Lombok
Kawasan ini menawarkan surga bahari dengan beragam aktivitas, seperti snorkeling, menyelam, kayak, serta resort-resort yang menghadirkan pengalaman alam yang otentik.
Salah satunya adalah Innit Lombok yang berlokasi di Jalan Innit No. 1, Kampung Berore, Desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, NTB.

Founder Innit Lombok, Michal Tyles, menyampaikan bahwa Innit Lombok hadir dengan konsep “open living”, di mana lantai dasar dengan lantai pasir alami membuat batas antara pantai dan interior hampir tidak terlihat. Selain itu, Innit Lombok juga menggunakan material lokal yang ramah lingkungan.
“Kami menyebutnya ‘barefoot luxury’, kemewahan yang sederhana dan membumi, di mana tamu bisa merasakan pasir di bawah kaki mereka, bahkan saat sedang duduk di ruang tamu atau ruang makan, menikmati deburan angin laut alami tanpa AC, dan menyaksikan perubahan warna laut dari setiap sudut rumah,” ujar Michael.
Inspirasi dari Arsitektur Tradisional
Dengan mengusung konsep beach house atau rumah pantai, para tamu seakan diajak menyatu dengan alam, karena setiap lantai di beach house berasal dari pantai yang sama. Secara harfiah, tamu tidak hanya tinggal di pinggir pantai, melainkan tinggal di pantai itu sendiri.

Berkolaborasi dengan Andra Matin bersama Gregorius Supie Yolodi dan Maria Rosantina, Innit Lombok menghadirkan desain yang tidak hanya meniru arsitektur lokal, tetapi menafsirkan kembali kearifan tradisional Lombok dalam bahasa yang lebih modern dan fungsional.
Inspirasi utamanya berasal dari Rumah Sasak, hunian tradisional masyarakat asli Lombok yang dikenal dengan struktur pilotis-nya. Alih-alih memindahkan bentuknya begitu saja, mereka mengadaptasi filosofi ruang yang telah berkembang selama ribuan tahun: lantai dasar yang terbuka, menyatu dengan tanah dan angin, serta lantai atas yang menjadi ruang privat untuk beristirahat.
“Setiap beach house dua lantai kami menginterpretasikan bentuk lumbung tradisional Lombok, tapi dengan pendekatan arsitektur modern yang menekankan keseimbangan antara kenyamanan dan alam,” ujar Michael.

Fasilitas dan Aktivitas Unggulan
Setiap beach house memiliki 2 kamar tidur yang dirancang untuk kenyamanan para tamu, lengkap dengan kamar mandi pribadi, area living room terbuka, serta pantry kecil bagi tamu yang ingin menyiapkan minuman atau hidangan ringan.
Dengan kapasitas hingga 4 orang, resort ini cocok bagi mereka yang ingin berlibur bersama pasangan, keluarga, ataupun teman.
Di Innit, ruang terbuka di lantai dasar berfungsi sebagai area komunal tempat tamu dapat duduk, makan, atau hanya menikmati hembusan angin laut tanpa batasan dinding. Sementara itu, lantai atas menawarkan privasi dengan pemandangan teluk yang luas.
Melalui pendekatan ini, Innit Lombok tidak hanya menghormati tradisi, tetapi juga menghadirkannya kembali dalam bentuk yang relevan, hangat, dan selaras dengan ritme alam Ekas Bay.

Dari sisi daya tarik wisata, Innit Lombok menawarkan pengalaman berbasis alam Ekas Bay yang masih relatif alami. Aktivitas unggulan meliputi kunjungan ke Pink Beach, berselancar dan kitesurfing, snorkeling di perairan jernih, hingga perjalanan perahu kayu tradisional saat matahari terbenam.
Di area resort, kolam infinity sepanjang 35 meter yang menghadap langsung ke teluk menjadi salah satu fasilitas favorit tamu.
Pengalaman Kuliner dan Keberlanjutan
Pengalaman kuliner juga menjadi daya tarik tersendiri. Tamu dapat memilih langsung lobster segar yang kemudian dibakar dengan metode api terbuka di tepi pantai, menghadirkan pengalaman makan yang dekat dengan budaya pesisir Lombok.
“Bagi para pecinta kuliner, kunjungan ke keramba lobster tepat di depan restoran adalah pengalaman tersendiri, tamu dapat memilih langsung lobster yang ingin disantap sebelum dibakar dengan metode api terbuka di pantai,” ujar Resort Manager dan Head Chef Innit Lombok, Matthew Angga.
Dalam mendukung pariwisata berkelanjutan, Innit Lombok menerapkan sistem pemilahan sampah, pengolahan kompos dari limbah organik, serta pemanfaatan kembali cangkang lobster sebagai bagian dari sistem ekonomi sirkular.
Botol kaca bekas juga digunakan kembali sebagai material pembangunan ruang komunal bagi anak-anak desa sekitar. Ke depan, resor ini tengah menjajaki pemanfaatan energi surya untuk mendukung operasional yang lebih ramah lingkungan.
Selain penginapan, Innit Lombok juga mengembangkan Innit Residence, sebuah proyek buy to own yang terdiri dari 27 kavling vila menghadap laut.
“Pemilik dapat membangun vila pribadi mereka berdasarkan desain yang telah disediakan, memungkinkan mereka menjadi bagian dari komunitas Innit sambil tetap menikmati privasi rumah milik sendiri,” ujar Michael.
Untuk mereka yang menginap di sini, harga menginap di Innit Lombok dibanderol mulai dari Rp 5 juta per malam.