Posted in

Pemerintahan Trump Tarik Pulang Hampir 30 Duta Besar AS untuk Wujudkan ‘America First’

Pemerintahan Donald Trump menarik hampir 30 duta besar dan diplomat senior lainnya untuk memastikan perwakilan AS di luar negeri mencerminkan prioritas kebijakan “America First”.

Kementerian Luar Negeri AS menolak memberikan daftar diplomat yang ditarik pulang. Menurut pejabat departemen tersebut, langkah ini merupakan proses standar yang terjadi di setiap pemerintahan.

Hak Presiden untuk Menempatkan Perwakilan

“Duta besar merupakan perwakilan personal presiden, dan merupakan hak presiden untuk memastikan ada individu di negara-negara tersebut yang memajukan agenda America First,” ujar pejabat yang meminta anonimitas, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/12).

Sumber yang mengetahui situasi ini mengungkapkan bahwa hampir 30 diplomat senior diperintahkan kembali ke Washington. Mereka sebelumnya ditempatkan di negara-negara kecil, di mana perwakilan biasanya berasal dari pejabat karier Kementerian Luar Negeri yang tidak berafiliasi dengan partai politik.

Sumber pejabat AS lainnya menyebutkan bahwa diplomat yang ditarik pulang didorong untuk mencari peran baru di dalam Kementerian Luar Negeri AS.

Proses Penarikan yang Tidak Lazim

Asosiasi Dinas Luar Negeri Amerika yang mewakili pekerja dinas luar negeri sedang mengonfirmasi identitas mereka yang ditarik pulang. Hal ini dilakukan setelah muncul laporan bahwa beberapa di antaranya diberi tahu melalui telepon tanpa penjelasan yang memadai. Proses tersebut dinilai sangat tidak lazim.

“Pemanggilan kembali yang tiba-tiba dan tanpa penjelasan mencerminkan pola sabotase institusional dan politisasi yang sama seperti yang ditunjukkan data survei kami yang sudah merusak moral, efektivitas, dan kredibilitas AS di luar negeri,” kata juru bicara Asosiasi Dinas Luar Negeri Amerika, Nikki Gamer, dalam pernyataan tertulis.

Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri AS menolak memberikan komentar terkait pernyataan Gamer tersebut.

Upaya Penempatan Loyalis dan Kritik dari Demokrat

Trump berupaya menempatkan para loyalisnya di posisi senior sejak memulai masa jabatan keduanya. Pada masa jabatan pertamanya, dia menghadapi perlawanan dalam memajukan prioritas kebijakan luar negerinya di dalam lembaga keamanan nasional AS.

Anggota Demokrat di Komite Hubungan Internasional Senat AS, Jeanne Shaheen, mengecam tindakan Trump ini. Padahal, terdapat sekitar 80 posisi duta besar yang masih kosong.

“Presiden Trump menyerahkan kepemimpinan AS kepada China dan Rusia dengan memecat duta besar karier yang melayani dengan setia, tidak peduli siapa pun yang berkuasa,” ungkap Shaheen melalui platform X.

“Ini membuat Amerika kurang aman, kurang kuat, dan kurang makmur,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *