Kontribusi kendaraan listrik dalam pasar otomotif Indonesia diprediksi akan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Beberapa produsen melihat momentum ini sebagai indikasi kuat bahwa adopsi mobil listrik akan semakin meluas dalam waktu dekat.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, memperkirakan pangsa pasar mobil listrik di Tanah Air berpotensi mencapai angka 20 persen pada tahun 2026. Proyeksi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi kendaraan listrik sepanjang tahun ini yang diperkirakan berada pada kisaran 13 persen.
Lonjakan Signifikan dari Tahun Sebelumnya
“Kalau tahun ini kan tutup tahun mungkin kontribusi mobil listrik kisaran antara 12 persen sampai 13 persen. Kami yakin di tahun depan mungkin bisa melampaui 20 persen kontribusi dari total industri volume,” kata Kariyanto di acara V-Creator Summit 2025 di Bali akhir pekan lalu.
Kariyanto menilai peningkatan adopsi mobil listrik di Indonesia tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menyediakan infrastruktur pendukung. Selain itu, perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat juga menjadi faktor penting dalam mendorong minat terhadap kendaraan listrik.
Ia menekankan pencapaian tahun ini yang menunjukkan peningkatan tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, kenaikan kontribusi kendaraan listrik ke level dua digit menjadi sinyal positif bagi industri untuk terus berkembang di tahun-tahun mendatang.
“Tahun lalu itu kontribusi mobil listrik dari total industri volume hanya kurang lebih 4,9 persen. Tahun ini meningkat pesat ke level 12 persen, bahkan sampai mungkin 13 persen di akhir tahun ini,” jelasnya.
Dukungan Fasilitas Produksi Lokal
Lebih lanjut, Kariyanto meyakini VinFast dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam meningkatkan pasar mobil listrik nasional pada 2026. Salah satu penopang utamanya adalah beroperasinya pabrik VinFast di Subang, Jawa Barat, yang dinilai mampu mendukung kebutuhan konsumen sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru.
Menurutnya, kehadiran fasilitas produksi lokal tidak hanya memperkuat pasokan kendaraan, tetapi juga mempertegas komitmen VinFast dalam membangun industri otomotif listrik yang berkelanjutan di Indonesia. Namun demikian, ia belum merinci target penjualan VinFast secara spesifik untuk tahun depan.
“Memang strategi VinFast tahun depan masih tetap berfokus pada ekosistem. Jadi kita tidak hanya fokus pada product and pricing, tetapi juga pada penciptaan ekosistem,” ujarnya.
Pengembangan Infrastruktur Pengisian Daya
Kariyanto menambahkan, pengembangan infrastruktur pengisian daya juga menjadi perhatian utama VinFast. Melalui perusahaan afiliasinya, V-GREEN, jaringan stasiun pengisian akan terus diperluas ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), performa penjualan VinFast sepanjang Januari hingga November 2025 tercatat cukup solid.
Penjualan secara wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) VinFast mencapai 3.118 unit, sementara penjualan ritel membukukan angka 2.957 unit di periode yang sama.