Posted in

Bangunan Unik di Semarang Sering Dikira Kapal, Ternyata Masjid

Sebuah bangunan masjid yang terletak di Jalan Kyai Padak, Podorejo, Ngaliyan, Semarang kerap menimbulkan kesalahpahaman di kalangan pengendara. Banyak yang mengira struktur tersebut merupakan kapal, padahal sebenarnya merupakan tempat ibadah umat Islam. Masjid yang dibangun pada tahun 2016 ini berada di jalur alternatif yang ramai dilalui kendaraan.

Ghozali, pengurus harian masjid, menjelaskan bahwa awalnya bangunan ini direncanakan untuk keperluan santri. “Jadi kenapa bisa ada masjid berbentuk kapal disini ya karena tadinya akan dibuat yayasan, seperti pondok pesantren,” ujarnya dalam wawancara pada Senin (1/12). Pembangunan dilakukan secara bertahap, dimulai dari struktur masjid kemudian dilanjutkan dengan infrastruktur pendukung.

Perubahan Fungsi Akibat Pandemi

Rencana awal untuk mendirikan pondok pesantren terpaksa dihentikan ketika pandemi COVID-19 melanda. Proses pemindahan santri dibatalkan, sehingga bangunan yayasan beralih fungsi menjadi masjid umum. “Semua sudah disiapkan, tapi pandemi datang. Santri akhirnya tidak jadi dibawa ke sini,” kata Andri.

Masjid Assafinatun Najah memiliki empat tingkat dengan fungsi berbeda-beda. Menurut Ghozali, lantai pertama biasanya dimanfaatkan untuk acara seperti wisuda sekolah dan tempat peristirahatan musafir. Lantai dua dan tiga diperuntukkan sebagai area sholat, sementara lantai empat yang merupakan bagian atap menjadi lokasi favorit untuk berswafoto karena menawarkan pemandangan hamparan sawah dan pepohonan.

Dayatarik Bagi Pengunjung

Bentuk unik masjid ini seringkali memicu rasa penasaran pengendara yang melintas, mendorong mereka untuk singgah. Drajat, seorang musafir yang kebetulan lewat, mengungkapkan, “Lagi perjalanan terus lihat masjid kok bentuknya kapal. Penasaran jadi mampir sekalian istirahat.”

Abi, pengunjung lain, mengaku terkesan dengan suasana dalam masjid. “Kagum sih, bentuk bangunannya nggak biasa. Adem rasanya begitu masuk,” ujarnya. Abi menyebut lantai empat menjadi spot favorit karena memungkinkan pengunjung melihat wilayah sekitar dari ketinggian.

Masjid Kapal Assafinatun Najah sempat menjadi viral dan ramai dikunjungi wisatawan dari luar kota. Saat ini, pengunjung lebih banyak berasal dari warga sekitar dan para musafir. Pada momen-momen tertentu seperti Idulfitri, masjid kembali penuh, sementara hari-hari biasa cenderung lebih tenang.

Meskipun tujuan awal pembangunan pondok tidak terwujud, masjid ini tetap hidup melalui kegiatan masyarakat. Setiap bulan Ramadan, tempat ini menjadi pusat kegiatan TPA dan sekolah sore bagi anak-anak yang belajar mengaji.

Bagi sebagian orang, masjid berbentuk Kapal Nabi Nuh ini bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga ruang singgah, ruang istirahat, sekaligus bangunan yang memicu rasa penasaran bagi siapa pun yang sedang melintas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *