Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) akhirnya kembali dibuka untuk umum. Masyarakat kini dapat kembali menikmati berbagai wahana dan tayangan video mengenai berbagai hal di dalam fasilitas tersebut.
Pembukaan resmi Planetarium Jakarta dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Dia menegaskan akan menyelesaikan sejumlah program dan proyek yang belum tuntas pada masa kepemimpinan gubernur sebelumnya.
Komitmen Gubernur Pramono Anung
“Bapak Ibu Saudara-Saudara sekalian, mungkin salah satu hal yang menjadi prinsip saya di dalam bekerja, saya adalah orang yang selalu ingin menyelesaikan sesuatu yang belum terselesaikan,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/12).
“Termasuk kemarin saya juga baru sadar, kita setelah hampir 12-13 tahun yang berkaitan dengan Planetarium, enggak pernah dioperasikan. Karena setiap hari Dirut Jakpro saya kejar-kejar, Alhamdulillah kemarin kita resmikan. Dan bagus banget. Planetarium ini kan salah satu peninggalannya Bang Ali (eks Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin). 13 tahun enggak pernah diapa-apain,” jelas dia.
Pramono menilai dengan berbagai proyek yang akhirnya berhasil diselesaikan, berbagai kegiatan dapat dilaksanakan di Jakarta. Sebagai contoh, ada Artotel yang juga sudah resmi dibuka di kawasan Taman Ismail Marzuki.
“Tempatnya bagus banget. Saya berharap… daripada nanti di Bogor, di mana, udahlah di sini fasilitasnya sekarang ini banyak sekali. Ada 130 kamar lebih, dan hotelnya bagus,” ucap dia.
Sejarah dan Perkembangan Planetarium Jakarta
Pengoperasian Planetarium Jakarta memang mengalami dinamika. Bangunan ini diprakarsai oleh Presiden Sukarno pada tahun 1964 untuk memajukan ilmu astronomi dan menghilangkan takhayul. Planetarium dibangun di Taman Ismail Marzuki dan mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1969, tepatnya tanggal 1 Maret, oleh Ali Sadikin.
Pada awal pengoperasiannya, Planetarium Jakarta menjadi pusat pendidikan astronomi pertama di kawasan Asia Tenggara. Tempat ini menawarkan pertunjukan simulasi langit dan pengamatan benda langit untuk masyarakat umum.
Tahun 2002, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta mengalami perubahan status dari organisasi nonstruktural menjadi organisasi struktural berupa Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini diatur dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2002.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian melakukan renovasi besar-besaran terhadap Planetarium sebagai bagian dari perbaikan menyeluruh Taman Ismail Marzuki pada tahun 2019.
Meskipun renovasi sempat mengalami hambatan pada periode 2021-2024, Planetarium akhirnya dapat beroperasi kembali pada Desember 2025. Planetarium Jakarta kini menjadi pusat edukasi sains dan antariksa modern dengan teknologi baru seperti AI Virtual Host.