Menteri P2MI, Mukhtarudin mengungkapkan bahwa peluang kerja di luar negeri saat ini terbuka sangat luas. Salah satu contohnya adalah Italia yang berencana membuka 500.000 lowongan pekerjaan untuk pekerja migran pada tahun 2026 mendatang.
Lowongan tersebut terutama tersedia untuk posisi-posisi profesional seperti perawat hingga anak buah kapal (ABK) di kapal pesiar.
Permintaan Tenaga Kerja dari Italia
“Bahkan negara-negara Eropa, khususnya Itali sudah menyampaikan permintaan tahun depan dari tahun 2026 mereka membuka 500.000 untuk pekerja migran dari seluruh dunia,” ucap Mukhtarudin di Kantor Kementerian Dikti Saintek, Jakarta pada Rabu (24/12).
“Dan itu rata-rata semuanya di sektor profesional. Seperti perawat, kemudian hospitality, dan awak kapal khususnya ABK kapal pesiar di Itali,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mukhtarudin menjelaskan bahwa terdapat sekitar 350.000 lowongan pekerja migran di seluruh dunia yang dapat diisi oleh Warga Negara Indonesia. Namun, saat ini baru sekitar 20 persen yang berhasil dipenuhi.
Kesenjangan antara Peluang dan Kesiapan
“Dari peluang kerja luar negeri yang dilakukan pemetaan, itu ada 350.000 lebih peluang kerja luar negeri yang sudah kita petakan,” ucap Mukhtarudin.
“Semuanya sektor profesional. Dari 350.000 itu yang sudah didapat, baru kita bisa penuhi baru 20%. Masih ada 80% yang dari sisi supply kita tidak siap,” tambahnya.
Menurutnya, kesempatan yang luas ini dapat menjadi salah satu solusi bagi Indonesia dalam menghadapi bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030. Namun, calon pekerja migran tetap perlu mendapatkan pendidikan yang memadai agar dapat menjadi pekerja migran yang profesional.
Persiapan Menghadapi Bonus Demografi
“Jadi saya kira ini memang sesuatu yang harus kita kerjakan bersama. Agar bonus demografi yang nanti akan kita hadapi pada 2030-2035 tidak menjadi sebuah bencana demografi dan tidak bisa menyalurkan mereka ke sektor-sektor profesional di luar negeri,” ucap Mukhtarudin.
Sebagai langkah konkret, Mukhtarudin telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Menteri Dikti Saintek, Brian Yuliarto. Kerja sama ini bertujuan mempersiapkan pendidikan vokasi khusus bagi calon pekerja migran Indonesia.
“Maka vokasi pelatihan menjadi sebuah penyelesaian yang harus kita persiapkan ke depan. Dan itu di sini peran penting daripada Kemendikti Sains dan Teknologi untuk bisa berkolaborasi bersinergi dengan KP2MI,” ucap Mukhtarudin.