Presiden Prabowo Subianto melakukan peninjauan ke posko pengungsian korban bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Kamis (18/12). Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah posko di SD Negeri 5 Kayu Pasak, Kecamatan Palembayan.
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo didampingi oleh Bupati Benni Warlis dan Kepala BNPB Letjen Suharyanto. Ia terlihat berinteraksi dengan masyarakat, termasuk berbincang-bincang dan menyapa warga setempat.
Pada suatu momen, seorang kakek menangis di hadapan Prabowo sambil menyampaikan keluhannya. Sang kakek beberapa kali menghapus air matanya selama menyampaikan permasalahan yang dihadapi.
Prabowo mendengarkan keluhan tersebut sambil memberikan tepukan di pundak sang kakek sebagai bentuk perhatian.
Presiden juga menyapa anak-anak yang berada di lokasi pengungsian. Ia memasuki ruang trauma healing yang sedang digunakan untuk kegiatan pemulihan psikologis anak-anak korban bencana.
Prabowo tampak bersalaman dan berbincang dengan anak-anak di ruangan tersebut. Anak-anak menunjukkan antusiasme saat presiden masuk ke dalam ruang kegiatan.
Selain mengunjungi posko bencana, Prabowo juga berencana meninjau lokasi hunian sementara (huntara) yang disiapkan untuk masyarakat terdampak.
Presiden Prabowo Subianto mengunjungi Posko Pengungsi SD 05 Kayu Pasak Palembayan, Agam, Sumatera Barat, pada Kamis (18/12) pagi. Ia sempat berbincang dengan warga yang terkena dampak bencana.
Awalnya, Prabowo memperkenalkan jajaran menteri yang mendampinginya kepada para pengungsi. Di antaranya adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeedin, dan Kepala BNPB Suharyanto.
Setelah itu, ia berkeliling area pengungsian dan mencicipi nasi goreng yang disediakan di dapur umum posko tersebut. Prabowo terlihat menyantap makanan tersebut dengan lahap.
Nasi goreng dengan telur memang merupakan salah satu makanan favorit Prabowo.
“Tahu saja kamu saya belum sarapan,” kata Prabowo sambil tertawa.
Sepiring nasi goreng tersebut habis disantap oleh presiden. Setelahnya, ia terlihat berbincang dengan sejumlah prajurit TNI yang berada di lokasi.
Prabowo kemudian melanjutkan peninjauan di area pengungsian dan bertemu dengan lebih banyak warga.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa hunian sementara (huntara) bagi masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera sedang dibangun.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat mengunjungi posko pengungsian di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Kamis (18/12).
“Saya gembira sudah melihat rumah-rumah hunian sementara sudah mulai dibangun, bisa selesai hunian sementara sebulan supaya Bapak-bapak, Ibu-ibu semua tidak perlu tinggal di tenda,” kata Prabowo.
Selain huntara, Prabowo juga menyebutkan bahwa pemerintah terus berupaya membangun hunian tetap. Rencananya, luas hunian tetap tersebut sekitar 70 meter persegi.
“Setelah itu kita bangun hunian tetap. Saya lihat cukup bagus kualitasnya, luasnya hunian tetap lumayan besar ya, 70 meter ya, 70 meter persegi,” ujarnya.
Prabowo mengungkapkan rasa syukur karena penanganan bencana menunjukkan perkembangan yang semakin membaik.
Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan langsung kepada para korban bencana banjir dan longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Kamis (18/12).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga memperkenalkan para menteri yang turut mendampinginya. Dimulai dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
“Kenal Menteri ESDM? Siapa namanya?” Tanya Prabowo kepada para pengungsi SD 05 Kayu Pasak Palembayan, Agam, Kamis (18/12).
“Pak Bahlil,” jawab pengungsi.
Setelah itu, Prabowo juga turut memperkenalkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Prabowo melanjutkan dengan memperkenalkan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin kepada pengungsi. Ia bertanya apakah ada masyarakat yang mengetahui nama Menhan.
“Ada Menteri Pertahanan. Kenal Menteri Pertahanan?” tanya Prabowo.
Seorang anak laki-laki menjawab pertanyaan Prabowo dan langsung diajak mendekat olehnya.
“Kelas 2 SMA? Pinter juga kau ya. Tahu kenal nama semua pejabat ini,” ungkap Prabowo. Kemudian anak tersebut menyatakan bahwa dirinya memiliki cita-cita menjadi tentara.
“Mau jadi tentara? Pantesan hafal nama Menteri Pertahanan,” tutur Prabowo.
Kemudian, Prabowo meminta anak tersebut untuk meminta petunjuk kepada Sjafrie secara langsung.
“Minta petunjuk sama beliau (Sjafrie),” kata Prabowo.
“Kau ngerti kan kasih petunjuk? Petunjuk, kasih dong petunjuk,” lanjut Prabowo kepada Sjafrie.
Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus pada masalah tata kelola lingkungan, termasuk perizinan usaha di kawasan bantaran sungai.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi usai mendampingi Prabowo saat meninjau lokasi terdampak bencana banjir dan longsor di sejumlah titik di Sumatera Barat (Sumbar).
“Memang kemudian berkenaan dengan bencana ini banyak juga yang harus menjadi pekerjaan rumah kita, berkaitan dengan masalah lingkungan, penertiban kawasan-kawasan hutan, izin-izin pertambangan. Izin-izin pembukaan usaha-usaha di bantaran-bantaran sungai juga itu menjadi perhatian dari Bapak Presiden,” ujar Prasetyo kepada wartawan di Bandara Internasional Minangkabau, Kamis (18/12).
Prasetyo menyebutkan bahwa perbaikan pasca bencana tidak hanya difokuskan pada pembangunan fisik, tetapi juga evaluasi mengenai tata kelola perizinan khususnya terkait lingkungan. Ia menyatakan bahwa arahan Prabowo tersebut sudah disampaikan kepada kepala-kepala daerah terkait.
“Tadi disampaikan kepada jajaran terkait baik Gubernur, Wakil Gubernur dan para Bupati,” ujarnya.
Selain menyoroti masalah perizinan lingkungan, dalam kunjungan ini Prabowo juga meninjau sejumlah titik krusial, mulai dari wilayah Kabupaten Agam, hingga melihat progres perbaikan jalan nasional di Lembah Anai.
“Proses pengerjaannya sedang kita kebut karena bagaimanapun dalam rangka pemulihan maka akses tersambungnya jalan yang tadinya terputus itu menjadi sebuah keharusan yang harus dipercepat,” tuturnya.
Ia menyatakan komitmen bahwa perbaikan terus dilakukan secara bertahap dengan cepat.
“Secepat-cepatnya ya, karena masing-masing kan memang kondisinya berbeda-beda ya, ada yang masalahnya jalan, ada yang masalahnya jembatan dan seterusnya. Jadi kita bekerja secepat-cepatnya,” tutup dia.