Posted in

Wabup Aceh Tamiang Targetkan Pemulihan Januari 2026: Masyarakat Harus Kuat dan Tak Boleh Menyerah

Aceh Tamiang terus berupaya bangkit pasca diterjang banjir dan longsor pada November 2025. Berbagai upaya perbaikan sedang dilakukan, termasuk pemulihan fasilitas pendidikan dan kesehatan di wilayah tersebut.

Rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum masih dipenuhi lumpur. Warga bersama petugas tengah berusaha membersihkan lokasi terdampak. Sejumlah warga masih harus tinggal di pengungsian karena kehilangan tempat tinggal mereka.

Kondisi Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan

Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail, mengungkapkan kondisi terkini sekolah-sekolah dan rumah sakit di wilayahnya. Fasilitas-fasilitas tersebut sedang dalam proses pembersihan.

“Sekarang lagi ada upaya untuk pembersihan kelas-kelas sekolah. Rumah sakit sudah mulai operasional,” kata Ismail saat ditemui di Aceh Tamiang, Rabu (24/12).

Desa Sekumur yang berada di Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang, merupakan desa yang hilang terbawa arus. Rumah-rumah warga lenyap diterjang banjir bandang, hanya menyisakan masjid yang masih berdiri tegak.

Program Relokasi dan Akses Transportasi

Ismail menyatakan bahwa warga yang tinggal di Desa Sekumur akan direlokasi ke lokasi yang lebih aman.

“Yang hilang itu ada di Sekumur, rumahnya habis semua hanya tinggal masjid. Kemudian di Lubuk Sidup hanya tinggal tiga rumah. Desa Suka Jadi yang di pinggir sungai jembatan ini yang tinggal hanya sembilan rumah, yang lain habis semuanya,” ujar Ismail.

“Yang di Sekumur kita relokasi. Yang Desa Suka Jadi direlokasi, bahkan di Lubuk Sidup mereka sendiri minta relokasi,” sambung Ismail.

Ismail mengungkapkan ada empat desa di Aceh Tamiang yang aksesnya sulit dan hanya bisa dijangkau melalui jalur air.

“Cuma ada empat desa yang kita harus menggunakan jalur air, pakai boat atau sampan,” ucap Ismail.

Bantuan Pemerintah Pusat dan Kebutuhan Mendesak

Ismail menjelaskan bahwa daerah-daerah di pinggiran akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah pusat berkomitmen membangun 14.000 rumah untuk warga yang kehilangan tempat tinggal.

“Pemerintah pusat telah berkomitmen untuk membangun rumah yang hilang itu. Hunian sementara dan hunian tetap, kita lihat sudah mengusulkan sekitar 14.000 rumah yang hilang. Dan pemerintah pusat sudah menjanjikan itu akan dibantu,” ujar Ismail.

Menurut Ismail, warga saat ini membutuhkan selimut dan kain sarung untuk tidur. Untuk kebutuhan makanan, Aceh Tamiang sudah mulai menerima bantuan.

“Kalau masih bantuan masalah makan, Alhamdulillah sudah dapat. Sekarang yang memang masih kurang selimut, kain sarung,” katanya.

Pemulihan Infrastruktur dan Target Waktu

Sementara itu, terkait dengan listrik, Ismail menyebut ada beberapa titik di Aceh Tamiang yang masih terputus karena tiangnya tumbang. Untuk akses telekomunikasi, sinyal sudah mulai pulih.

“Listrik sudah mulai bagus. Kita apresiasi PLN sudah bekerja keras,” ucap Ismail.

“Telekomunikasi sudah bagus hari ini. Harapan kita masyarakat bisa cepat normal kembali. Kita bisa menikmati listrik, bisa berkomunikasi seperti semula,” lanjut Ismail.

Menurut data terkini, sebanyak 88 orang di Aceh Tamiang meninggal akibat bencana tersebut. Ismail mengapresiasi bantuan pemerintah pusat dalam proses pemulihan bencana.

“Maka kita mengajak kerja sama yang baik, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk menangani bencana ini. Dan alhamdulillah sampai hari ini kita lihat pemerintah pusat serius,” ujar Ismail.

Ia menyatakan bahwa pemulihan ditargetkan selesai pada bulan Januari 2026. Pemerintah kabupaten dan pusat berupaya keras untuk pemulihan secara maksimal agar masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa dan kembali ke rumah masing-masing.

“Kita upayakan harus kuat, memang harus kuat. Kita engga boleh menyerah, harus kuat. Apa yang bisa kita buat, kita buat,” tutup Ismail.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *