Posted in

Satu Buku Sehari: Fondasi Kecerdasan Anak

Membaca kerap dianggap sebagai aktivitas yang baru dilakukan ketika anak sudah memasuki usia sekolah atau mampu berbicara. Padahal, kegiatan membaca dapat dimulai sejak masa bayi dengan menggunakan bahan bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Peran orang tua sangat krusial dalam membangun kebiasaan membaca sejak dini. Orang tua tidak perlu menunggu anak bisa membaca sendiri, cukup dengan membacakan buku bergambar, menggunakan suara yang lembut, serta meluangkan waktu secara konsisten.

Kebiasaan sederhana ini mampu memberikan dampak signifikan bagi perkembangan anak di masa mendatang. Lingkungan rumah yang mendukung aktivitas membaca juga membantu anak menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari.

Membaca Sejak dalam Kandungan

Kebiasaan membaca bahkan dapat dimulai saat anak masih berada dalam kandungan ibu. Janin sudah mampu mendengar suara sejak usia kehamilan 3—4 bulan. Ayah dan Ibu bisa memulai dengan mengajak bercerita, membacakan buku yang ringan, atau mendengarkan ayat-ayat kitab suci.

Ilustrasi membacakan dongeng untuk anak. Foto: Shutter Stock

Membaca bersama orang tua juga memberikan dampak besar terhadap perkembangan sosial dan emosional anak. Aktivitas ini menciptakan momen kebersamaan yang hangat, sehingga anak merasa diperhatikan dan dicintai. Rasa aman ini penting untuk membangun kepercayaan diri anak.

Otak bayi berkembang dengan sangat cepat. Ketika ayah dan ibu berbicara, membacakan buku, dan memperlihatkan visual buku kepada anak, berbagai respons akan muncul, seperti anak yang mulai mengenal bahasa dan kemampuan berpikir yang telah dirangsang sejak awal.

Dengan dukungan dan keterlibatan orang tua, kebiasaan membaca dapat menjadi bekal penting bagi anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, percaya diri, dan berprestasi.

Membaca dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, membaca telah diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Al-‘Alaq ayat 1-5, yang diartikan sebagai berikut.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QuranBest)

Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock

Menurut Hesti (2022), sebagai umat Islam yang meyakini dan mengamalkan, tentulah mengamalkan perilaku budaya membaca dalam tujuan mendapatkan ilmu untuk kebaikan dunia dan akhirat akan dicatat sebagai amal baik. Oleh karena itu, kebiasaan membaca perlu ditanamkan sejak usia dini sebagai bagian dari pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca tidak hanya berfungsi sebagai sarana memperoleh pengetahuan, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang bernilai pahala apabila dilakukan dengan niat yang baik.

Dengan membiasakan anak membaca sejak kecil, orang tua turut berperan dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan diri, masyarakat, serta agama.

Manfaat Jangka Panjang Membaca Sejak Dini

Anak yang sering dibacakan buku sejak bayi biasanya lebih cepat mendapatkan kosakata baru, sehingga anak bisa lebih mudah berbicara, belajar membaca, dan memahami cerita dalam bentuk audio maupun visual. Anak cenderung lebih mudah memahami materi pembelajaran, menganggap belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan, dan lebih fokus—yang nantinya akan berdampak pada daya ingat yang kuat.

Ilustrasi kecerdasan anak diwariskan oleh ayah atau ibu? Foto: Q88/Shutterstock

Pada akhirnya, hal ini akan berpengaruh positif terhadap prestasi anak di sekolah. Anak menjadi lebih percaya diri dalam mengikuti kegiatan belajar, lebih aktif bertanya dan berpendapat, serta mampu menyerap informasi dengan lebih baik. Kebiasaan literasi yang ditanamkan sejak dini juga membentuk sikap belajar yang konsisten, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kemampuan berpikir kritis.

Dengan terbiasa membacakan buku kepada anak sejak kecil, orang tua telah menanamkan fondasi kuat bagi keberhasilan anak di masa depan. Kebiasaan sederhana inilah yang berdampak dalam jangka panjang bagi anak.

Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam menumbuhkan kebiasaan membaca sejak usia dini. Dengan keterlibatan aktif orang tua, anak akan tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan literasi dan stimulasi positif.

Hal ini membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa, konsentrasi, dan minat belajar yang tinggi. Seiring waktu, kebiasaan membaca tidak hanya mendukung perkembangan akademik, tetapi juga membentuk karakter anak yang percaya diri, gemar belajar, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *