Uskup Keuskupan Tanjungkarang, Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo, mengajak umat Katolik di Lampung untuk menjaga lingkungan hidup sebagai rumah bersama dalam pesan Natal 2025 yang disampaikannya.
Mgr. Vinsensius menerangkan bahwa tema Natal 2025 yang ditetapkan bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) adalah “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.”
Menurutnya, tema tersebut menjadikan keluarga sebagai landasan utama dalam membangun peradaban manusia yang berdasarkan kasih dan persaudaraan.
Natal dan Tantangan Peradaban Modern
“Melalui misteri penjelmaan Yesus yang lahir di Betlehem, Allah menghadirkan kasih-Nya kepada manusia. Dari keluarga inilah peradaban umat manusia dibangun,” kata Mgr. Vinsensius.
Ia mengungkapkan tantangan peradaban di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup. Situasi tersebut, menurutnya, berpotensi mendorong sikap egois, individualis, materialis, dan hedonis jika tidak diseimbangkan dengan nilai-nilai kasih dan kepedulian.
“Peradaban baru saat ini menghadapi tantangan besar. Kemajuan teknologi sering membuat manusia semakin egois dan individualis. Karena itu, Natal mengajak kita kembali membangun kasih sayang mulai dari keluarga,” ujar dia.
Lingkungan dan Persaudaraan Sejati
Mgr. Vinsensius menekankan bahwa kesadaran menjaga lingkungan tidak dapat dipisahkan dari upaya membangun persaudaraan yang sebenarnya.
Ia menyebut bumi sebagai tempat tinggal bersama yang perlu dirawat agar tetap layak dihuni oleh seluruh umat manusia dengan martabat yang setara.
“Bumi ini adalah tempat tinggal bersama yang harus dipelihara agar layak ditinggali. Semua manusia memiliki martabat yang sama, sehingga tidak boleh ada yang mendominasi yang lain,” ucap dia.
Sesuai dengan arah dasar pastoral Keuskupan Tanjungkarang yang menekankan cinta kehidupan dan lingkungan hidup, ia mengajak masyarakat Lampung untuk memperhatikan kelompok rentan sekaligus menjaga keharmonisan alam.
“Kita diajak memberi perhatian pada kehidupan, pada mereka yang kecil, difabel, orang dengan gangguan jiwa, serta masyarakat miskin, sekaligus merawat lingkungan alam ciptaan agar kehidupan semakin harmonis,” kata dia.
Ia berharap pesan Natal 2025 dapat diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari keluarga sebagai ruang pertama pembentukan nilai kemanusiaan.
“Harapannya, dari keluarga dapat dibangun persaudaraan sejati yang meluas menjadi persaudaraan kemanusiaan yang bersifat universal,” tutup Mgr. Vinsensius.