Perayaan Natal di Pantai Bondi, Sydney, Australia, berlangsung dalam suasana hening pada Kamis (25/12), menyusul insiden penembakan yang menewaskan 16 orang di lokasi tersebut. Kejadian ini tercatat sebagai penembakan massal paling mematikan di Australia dalam hampir tiga dekade terakhir.
Meski dikenal sebagai destinasi favorit perayaan Natal, Pantai Bondi tetap dipadati ratusan warga dan wisatawan. Namun, suasana perayaan kali ini berlangsung dengan pengamanan yang ketat dari aparat.
Pengamanan Ketat di Sekitar Pantai
Petugas polisi terlihat berpatroli di sepanjang garis pantai, sementara beberapa pengunjung yang mengenakan topi Santa berkumpul di atas pasir pantai.
Kepala Patroli Penyelamat Pantai, Thomas Hough, menyebut kondisi cuaca turut memengaruhi jumlah pengunjung yang datang ke Pantai Bondi pada Hari Natal tersebut.
“Kondisinya bukan yang terbaik untuk Hari Natal hari ini, ombaknya cukup besar, jadi tidak ideal, tapi orang-orang tetap datang,” ujar Hough, dikutip dari Reuters, Kamis (25/12).
Angin kencang juga membuat keramaian tidak sepadat tahun-tahun sebelumnya. Bendera di Bondi Pavilion, sebuah gedung bersejarah yang berada tak jauh dari lokasi serangan, dikibarkan setengah tiang sebagai tanda duka.
Duka yang Masih Membekas
Wisatawan asal Inggris, Mark Conroy, mengungkapkan peristiwa penyerangan tersebut masih membekas di benak banyak orang yang datang ke pantai.
“Saya pikir ini tragis, dan saya pikir semua orang menghormati dan sangat sedih atas apa yang terjadi, dan saya pikir orang-orang di sini tetap datang ke pantai karena ini seperti sebuah perayaan, tetapi semuanya masih tersimpan dalam ingatan dan semua orang menghormati apa yang telah terjadi,” kata Conroy.
“Semua orang turut merasakan duka bagi keluarga dan teman-teman yang sedang mengalami hal terburuk,” tandasnya.
Sebelumnya, kepolisian menyebut kejadian penembakan itu menewaskan 15 orang dan satu pelaku penembakan. Kepolisian pada Senin (15/12) mengatakan, usia korban jiwa berkisar dari 10 sampai 87 tahun, demikian dikutip dari AFP.
Korban jiwa berusia 10 tahun adalah seorang bocah putri. Dia sempat dibawa ke rumah sakit tapi meninggal ketika sedang dirawat. Selain korban jiwa, 42 orang sampai saat ini masih dirawat. Lima di antaranya berada dalam kondisi kritis. Korban luka juga termasuk dua orang anggota kepolisian.