Sebuah atap parkiran milik seorang bernama Darmawan di Koja, Jakarta Utara, mengalami keruntuhan ke arah halaman Pondok Pesantren Missi Islam Kaffah yang berbatasan langsung pada Kamis (25/12).
Anak-anak berusia sekitar 5-6 tahun menyaksikan peristiwa tersebut. Berdasarkan rekaman CCTV yang diperoleh, mereka sedang bermain kelereng di dekat area parkir tersebut.
Lokasi parkir tersebut berada dalam satu kawasan tanah dengan pondok pesantren tersebut. Akses masuk ke area tersebut melalui satu pintu pagar yang sama.
Kronologi Kejadian
Terdapat tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Mereka berada dalam posisi jongkok saat itu. Sementara itu, satu orang dewasa duduk mengawasi di dekat mereka.
Dua orang santri datang dengan mengendarai sepeda motor dari arah luar pagar pondok pesantren dan area parkir. Mereka menyapa orang dewasa yang duduk di dekat anak-anak tersebut.
Suara ‘krek’ yang cukup keras terdengar berasal dari arah parkiran. Semua orang yang berada di sekitarnya langsung menoleh. Kurang dari 5 detik kemudian, atap parkiran tersebut pun ambruk.
Anak-anak, dua santri, dan satu orang dewasa itu langsung berlari menjauh. Terlihat, anak-anak kecil itu hampir tertimpa reruntuhan atap tersebut.
Banyak orang terlihat berlarian menuju lokasi kejadian. Mereka melihat apa yang terjadi di sana, sementara bunyi alarm mobil yang tertimpa menggema.
Terdengar pula suara teriakan panik. Beberapa orang dari dalam bangunan pondok pesantren keluar. Orang-orang di sekitar mencoba melihat ke bawah reruntuhan.
Kendaraan yang Tertimpa
Diketahui, ada 4 mobil dan 1 sepeda motor yang tertimpa reruntuhan tersebut. Seorang pengurus Pondok Pesantren, Muhammad Ramdoni menyebutkan ada Pajero hingga Vellfire yang tertimpa.
“Di sini satu Pajero, sebelahnya ada Avanza, di sana tengah ada motor selamat, yang sana lagi itu ada mobil Vellfire itu hancur depannya, sama di ujung sana, mobil Suzuki Fronx,” ucap Ramdoni saat ditemui di lokasi, Kamis (25/12).
Ia bercerita, saat itu, ia sedang berada di pos milik Pondok Pesantren yang terletak di dekat pagar masuk. Awalnya, ia mengira suara atap ambruk itu adalah petir karena awan sudah mendung.
“Ngiranya geludug, karena udah mendung juga, tapi kok ini sekali hempas doang terus berasa getarnya, nggak tahunya ambruk,” ucap Ramdoni.
Suara teriakan anak-anak dan kepanikan orang-orang sekitar membuat Ramdoni menengok keluar. Ternyata atap sudah menyatu dengan tanah.
Ia menjelaskan, saat itu, para santri sedang beristirahat sambil bersiap untuk melaksanakan ibadah salat Ashar. Beruntung, tidak ada korban dalam kejadian ini.
“Alhamdulillah, untuk di daerah sini nggak ada, alhamdulillah aman,” ucap Ramdoni.
Menurutnya, pemilik parkiran tersebut sedang pergi saat kejadian. Ia baru kembali ke rumah saat mendengar kabar atap parkirannya itu ambruk.
“Sekarang udah ada. Lagi dikonfirmasi dulu sama pihak kepolisian,” ucap Ramdoni.
Respons Anak-anak dan Hikmah
Ramdoni menyebut anak-anak yang menyaksikan kejadian ini tidak mengalami trauma. “Anak-anak di sini mentalnya kuat. Anak-anak gen alpha emang. Sempet ditanya, ‘kamu aman?’ ‘Aman lah, nggak kena’,” imbuh Ramdoni.
Pihak Pondok Pesantren melihat kejadian ini sebagai peringatan.
“Kaget aja sih. Di kondisi sekarang yang lagi banyak bencana juga, ada kejadian ambruk kayak gini kan, salah satu teguran juga mungkin buat kita,” ucap Ramdoni.
“Kita sadar juga, di tempat segini aja bisa terjadi gitu, apalagi yang jauh di sana gitu kan. Alhamdulillah gak ada makan korban. Sebagai pelajaran juga buat kita,” tambahnya.