Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) secara resmi menjalin kemitraan dengan Arsari Group dan Northstar Group untuk membentuk perusahaan patungan yang berfokus pada penyediaan infrastruktur serat optik. Langkah strategis ini ditujukan untuk memperkuat tulang punggung digital Indonesia, terutama dalam menyambut era kecerdasan buatan.
Penandatanganan perjanjian investasi tersebut dilaksanakan di Kantor Pusat IOH Jakarta pada Selasa (23/12). Acara ini dihadiri oleh CEO Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo; Presiden Komisaris Indosat dan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria; serta Co-Founder Northstar Group, Patrick Walujo.
Investasi Rp 14,6 Triliun untuk FiberCo
Melalui kerja sama ini, Indosat akan memindahkan aset serat optiknya ke entitas baru yang disebut FiberCo dengan nilai transaksi mencapai Rp 14,6 triliun. Indosat tetap mempertahankan kendali strategis dengan menyimpan kepemilikan sekitar 45 persen di FiberCo.

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menekankan bahwa infrastruktur fisik merupakan elemen kunci dalam ekosistem digital. Ia menggambarkan kecerdasan buatan sebagai mesin canggih yang memerlukan jalan yang lancar untuk beroperasi secara optimal.
“AI adalah mesinnya, tetapi fiber (serat optik) adalah jalannya. Dan inilah yang sedang kita bangun bersama hari ini,” ujar Vikram dalam sambutannya.
Vikram menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud tanggung jawab bersama dalam mendukung visi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen menuju Indonesia Emas.
“Keseluruhan visi Indonesia Emas dengan pertumbuhan ekonomi 8% adalah tanggung jawab kita bersama untuk bekerja mewujudkan misi tersebut,” tegasnya.
Komitmen Jangka Panjang untuk Daya Saing Nasional
Sementara itu, Deputy CEO and COO Arsari Group, Aryo P.S. Djojohadikusumo, menyatakan bahwa investasi Arsari bukan sekadar penyediaan modal, melainkan komitmen jangka panjang untuk membangun fondasi daya saing nasional. Menurutnya, infrastruktur digital yang memadai akan memberikan dampak langsung pada sektor riil.
“Infrastruktur fiber optic yang kuat akan meningkatkan produktivitas ekonomi, baik bagi UKM yang mengakomodasi teknologi digital, maupun bagi perusahaan besar yang menerapkan smart manufacturing dan pengambilan keputusan berbasis data,” kata Aryo.
Aryo juga menegaskan bahwa kemitraan ini dibangun berdasarkan kepercayaan dan disiplin institusional demi tujuan pembangunan nasional.
“Kemitraan ini dibangun atas dasar kepercayaan, institutional discipline, dan komitmen bersama terhadap tujuan pembangunan nasional. Kemitraan ini harus dipandang sebagai platform untuk puluhan tahun ke depan, bukan sekadar proyek jangka pendek,” tambahnya.

Jaringan 86 Ribu Kilometer dengan Model Open-Access
Ke depan, FiberCo akan mengoperasikan jaringan serat optik dengan panjang lebih dari 86 ribu kilometer yang mencakup jaringan backbone, kabel laut domestik, hingga akses penghubung menara telekomunikasi. Sekitar 45 persen jaringan ini terletak di Pulau Jawa dan 55 persen sisanya tersebar di luar Jawa, yang akan dioperasikan dengan model akses terbuka.
Menutup sambutannya, Aryo sempat menyampaikan pantun jenaka yang menggambarkan semangat kolaborasi kedua entitas ini di penghujung tahun.
“Arsari dan Indosat bersama bangun fiber, Demi Indonesia yang daulat di dunia digital,” bunyi pantun yang disampaikan Aryo, disambut tepuk tangan hadirin.