Antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, meningkat pesat sejak dibuka kembali pada 25 Desember 2025 setelah 13 tahun tutup.
Menghadapi lonjakan pengunjung, PT Jakarta Propertindo (JakPro) selaku pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) menerapkan sistem registrasi tiket secara daring sekaligus membuka pembelian tiket secara langsung atau on the spot (OTS) dengan kuota terbatas.
Sistem Utama Penjualan Daring
Manager on Duty JakPro, Arnold Kindangen, menyatakan sistem utama penjualan tiket dilakukan secara daring untuk mencegah kondisi yang tidak terkendali di lapangan.
Menurutnya, hampir seluruh penyelenggaraan acara di Jakarta kini juga telah beralih ke sistem daring.

“Best effort yang kita lakukan adalah via online. Karena kalau kita bukanya semua OTS, pastinya ini menjadi tidak terkendali. Pada umumnya juga event-event di Jakarta rata-rata semuanya dijual dengan online. Kita sampaikan di media sosial, registrasi hanya by online,” kata Arnold di TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (26/12).
Meski demikian, JakPro tetap mengakomodasi pengunjung yang datang langsung ke TIM. Penjualan OTS dibuka dengan mengambil sisa kuota dari tiket online yang tidak terkonfirmasi pembayarannya.
“Kita akan mengambil slot dari total tiket online yang masih tersisa atau tidak ada konfirmasi terkait pembayaran, maka kuota tersebut kita ambil untuk kita jual,” ungkapnya.

Mekanisme Antrean OTS
Arnold menegaskan, pengunjung yang mengantre sejak awal telah diberi pemahaman bahwa antrean OTS tidak menjamin mendapatkan tiket.
“Itu kita sampaikan di awal bahwa ini terbatas. Kita sampaikan saat mereka hadir dan mengantre. Jadi bukan berarti jaminan kalau dia mengantre,” ujarnya.
Sistem OTS menerapkan prinsip first come first served. Pengunjung yang datang akan didata dalam daftar antrean dan waiting list. Jika kuota sesi pertama penuh, pengunjung dapat dialihkan ke sesi berikutnya, bergantung pada ketersediaan kursi.
“Siapa yang duluan datang, mereka akan mendapatkan prioritas,” ujar Arnold.
Kapasitas dan Jam Operasional
Kapasitas Planetarium dibatasi sebanyak 200 kursi per hari, sesuai jumlah tempat duduk yang tersedia. Namun, beberapa kursi sengaja dikosongkan dengan pertimbangan sudut pandang penonton.
Dalam sehari, Planetarium sementara ini menayangkan empat sesi, yakni pukul 09.00, 11.30, 14.00, dan 16.30 WIB, dengan penyesuaian khusus pada hari Jumat. Planetarium beroperasi setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional.
Terkait tarif, Arnold menegaskan tidak ada perbedaan harga antara tiket online dan OTS. Pelajar yang dapat menunjukkan kartu pelajar atau Kartu Jakarta Pintar (KJP) digratiskan selama tiga bulan sejak pembukaan. Sementara pendamping pelajar serta penonton umum dikenakan tarif Rp 10.000.
“Sama aja. Kalau untuk pelajar, sepanjang bisa menunjukkan kartu pelajar dan Kartu Jakarta Pintar-nya, itu tetap gratis,” ujar dia.

Rencana Penambahan Jam Tayang
Arnold mengakui tingginya minat masyarakat membuat tiket kerap habis terjual dalam waktu kurang dari 30 menit. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, JakPro berencana menambah jam penayangan, meski tidak memungkinkan menambah jumlah kursi.
“Untuk kuota enggak bisa, semuanya tergantung seat. Tapi pastinya kita akan menambah jam tayang. Pastinya dalam waktu dekat,” katanya.
Kerja Sama dengan Mitra Ticketing
Merespons hal ini, Arnold mengatakan pihaknya akan menggandeng mitra ticketing dalam pengoperasian Planetarium.
“Kalau bicara background-nya memang kita tidak punya background untuk pengelolaan ticketing. Kita dalam proses untuk memilih mitra ticketing kita,” pungkas dia.