Kompetisi Super League 2025/26 yang melibatkan 18 klub telah mencapai pekan ke-13. Sejauh ini, tercatat delapan pelatih utama telah meninggalkan posisinya, baik melalui pemecatan oleh manajemen klub maupun pengunduran diri, meskipun kompetisi belum mencapai separuh perjalanan musim.
Tingginya angka pergantian pelatih tersebut menarik perhatian Jean-Paul van Gastel, pelatih PSIM Yogyakarta. Menurutnya, jumlah pemecatan pelatih di kasta tertinggi sepak bola Indonesia musim ini tergolong tinggi dibandingkan dengan kompetisi serupa di negara lain.
Kemudahan Pergantian Pelatih yang Mengherankan
Mantan asisten pelatih Feyenoord itu mengaku merasa heran karena pergantian pelatih terjadi dengan relatif mudah, padahal liga masih berada di fase awal musim.
“Sepertinya cukup mudah untuk dipecat di sini,” ungkap van Gastel saat ditemui awak media pada Kamis (11/12) pekan lalu.
Kedelapan pelatih yang telah meninggalkan jabatannya di Super League 2025/26 adalah Bernardo Tavares (PSM Makassar), Eduardo Almeida (Semen Padang), Peter de Roo (Persis Solo), Alfredo Vera (Madura United), Mario Lemos (Persijap Jepara), Eduardo Perez (Persebaya Surabaya), Ong Kim Swee (Persik Kediri), serta Divaldo Alves (PSBS Biak).
Target Klub yang Tidak Tercapai
Para pelatih tersebut diberhentikan setelah dinilai tidak mampu memenuhi target yang telah ditetapkan oleh manajemen klub masing-masing.
Van Gastel menilai bahwa jumlah pergantian pelatih sebelum paruh musim berada di atas kebiasaan yang terjadi di kompetisi lain di berbagai belahan dunia.
“Delapan pemecatan sebelum paruh musim itu banyak. Saya pikir itu di atas rata-rata di seluruh dunia,” tambahnya.
Posisi PSIM di Papan Atas Klasemen
Sementara itu, PSIM Yogyakarta berhasil bersaing di bagian atas klasemen sementara Super League 2025/26. Hingga pekan ke-13, sebagai tim promosi, Laskar Mataram menempati posisi kelima dengan mengumpulkan 22 poin.
PSIM Yogyakarta dijadwalkan melakukan kunjungan ke markas Persijap Jepara pada Selasa (23/12), sebelum menjamu PSBS Biak pada Selasa (30/12).