Generasi Z yang tinggal di wilayah perkotaan menghadapi ritme kehidupan yang sangat cepat, kompetitif, dan sarat tekanan. Tuntutan akademik yang berat, persaingan di dunia kerja, serta standar kesuksesan sosial yang dibentuk media digital membuat mereka terus merasa perlu bergerak dan membuktikan kemampuan diri.
Kota memang menyediakan beragam peluang, namun sekaligus memberikan beban psikologis yang cukup signifikan. Akibatnya, banyak dari Generasi Z yang tampak aktif, produktif, dan percaya diri di ruang publik, namun secara diam-diam mengalami stres, kecemasan, kelelahan emosional, serta pikiran yang terus-menerus memikirkan hal-hal secara berlebihan.
Kesehatan Mental yang Sering Terabaikan
Permasalahan yang muncul adalah kesehatan mental sering kali hanya dinilai dari kemampuan seseorang untuk tetap berfungsi dan bekerja dengan baik, bukan sebagai kondisi jiwa yang tenang dan seimbang. Karena seorang individu masih bisa menjalani rutinitas harian, kondisi batinnya sering diabaikan. Padahal, ketenangan jiwa merupakan fondasi penting bagi kesehatan mental yang utuh.

Di tengah situasi ini, tasawuf muncul sebagai pendekatan spiritual dalam Islam yang relevan untuk membantu merawat kesehatan batin Generasi Z perkotaan. Tasawuf tidak mendorong untuk menjauh dari kehidupan modern, tetapi membimbing bagaimana menghadapi kehidupan yang dinamis di kota dengan hati yang lebih sadar, tenang, dan seimbang.
Tasawuf sering kali disalahpahami sebagai ajaran yang membuat seseorang menjauh dari kehidupan dunia. Padahal, sebenarnya tasawuf bisa dipahami sebagai seni dalam mengatur hati agar tetap bersih dan tenang di tengah keributan kehidupan sehari-hari.
Esensi Ajaran Tasawuf
Ajaran ini tidak mengajarkan untuk menghindari kenyataan, tetapi membimbing manusia untuk hidup di dunia ini tanpa tergoda oleh kegirangan atau kekacauan yang ada. Dalam tasawuf, seseorang tetap bisa belajar, bekerja, dan berkarya secara aktif, tetapi hatinya tidak terkontrol oleh keinginan berlebihan, kegelisahan, atau kelelahan batin.

Tujuan utama dari tasawuf adalah penyucian jiwa atau tazkiyatun nafs, yang berarti membersihkan hati dari berbagai jenis penyakit batin, seperti dengki, sombong, kegelisahan berlebihan, serta ketergantungan pada pendapat orang lain. Proses ini berujung pada pencapaian ṭuma’nīnah, yaitu kondisi hati yang damai dan stabil.
Bagi Generasi Z yang hidup di perkotaan dengan kehidupan yang cepat dan penuh tekanan, tasawuf sangat relevan karena membantu mereka tetap produktif dalam menjalani kehidupan tanpa kehilangan kedamaian batin. Dengan hati yang teratur, kesibukan bukan lagi menjadi penyebab kegelisahan, melainkan ruang untuk tumbuh secara sehat, baik secara mental maupun spiritual.
Praktik Zikir sebagai Mindfulness
Zikir adalah salah satu praktik dalam tasawuf yang sangat cocok untuk Generasi Z di tengah kehidupan perkotaan yang penuh hiruk-pikuk. Dalam alur informasi dan tuntutan aktivitas yang terus-menerus, zikir berperan sebagai momen jeda untuk menenangkan pikiran.

Dengan menyadari keberadaan Allah secara konsisten, pikiran yang sebelumnya kacau perlahan menjadi lebih jernih, sehingga kecemasan dan stres dapat berkurang. Hal ini memiliki kesamaan dengan konsep “mindfulness” modern, yang sama-sama mengajak individu untuk hadir sepenuhnya di momen saat ini dan menyadari kondisi batinnya. Dengan zikir, Generasi Z belajar mencari ruang tenang di tengah kehidupan yang semakin cepat.
Selain zikir, tasawuf juga menyediakan proses “tazkiyatun nafs” untuk membantu mengelola emosi dan pikiran yang terlalu berlebihan, seperti hal-hal yang sering dialami Generasi Z.
Mengelola Emosi dan Sikap Hidup
Dengan memahami emosi negatif—seperti marah, iri, takut, dan gelisah—seseorang diajarkan untuk membersihkan hati dari berbagai penyakit batin yang bisa menyebabkan gangguan mental.

Tasawuf juga mengajarkan sikap sabar dan tawakkal sebagai fondasi ketahanan batin. Sabar berarti mampu bertahan dalam menghadapi berbagai proses, sedangkan tawakkal berarti melepaskan beban secara batin setelah melakukan upaya terbaik.
Di masa digital, prinsip zuhud juga relevan sebagai sikap tidak tergantung pada validasi, pencitraan, dan pengakuan di media sosial. Semua nilai ini memandu Generasi Z agar bisa hidup aktif di perkotaan dengan pikiran yang lebih stabil, ringan, dan seimbang.
Tasawuf dalam Kehidupan Praktis
Tasawuf sebenarnya tidak perlu dianggap sebagai jalan spiritual yang terlalu ekstrem atau hanya milik segelintir orang. Ia bisa hidup secara sederhana dan realistis di tengah kesibukan kehidupan perkotaan.

Praktik tasawuf bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti berzikir saat sela-sela aktivitas, melakukan muhasabah sebelum tidur untuk merefleksikan hari, dan mengelola penggunaan media sosial secara lebih bijak agar tidak merusak keseimbangan batin. Dengan cara-cara ini, tasawuf hadir sebagai gaya hidup spiritual yang praktis dan relevan bagi generasi muda perkotaan.
Secara keseluruhan, tasawuf memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental Generasi Z yang sering terpapar tekanan kehidupan urban. Ia menawarkan keseimbangan antara partisipasi aktif dalam dunia dan ketenangan batin yang sering terabaikan.
Dengan tasawuf, Generasi Z diharapkan tumbuh menjadi generasi yang produktif, adaptif, damai, sadar diri, dan memiliki makna hidup yang dalam. Di tengah kota yang semakin bising dan melelahkan, tasawuf mengajarkan bahwa ketenangan sejati bisa ditemukan ketika manusia mampu kembali ke dalam dirinya sendiri.