Posted in

Bahaya Berhenti di Akses Rest Area yang Penuh, Lebih Baik Keluar Tol

Momen liburan panjang seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) seringkali menyebabkan penumpukan kendaraan di rest area jalan tol. Banyak pengendara yang terpaksa berhenti di bahu jalan, khususnya di area pintu masuk maupun keluar rest area, untuk sekadar beristirahat atau memenuhi kebutuhan biologis.

Instruktur Keselamatan Berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengimbau agar pengguna jalan tidak melakukan pemberhentian di bahu jalan, termasuk ketika berniat beristirahat di rest area.

Larangan Berdasarkan Hukum dan Risiko Kecelakaan

“Jangan pernah berhenti di bahu jalan, baik pintu masuk maupun pintu keluar rest area. Termasuk dengan alasan rest area itu penuh. Pertama, itu melanggar hukum. Kedua, itu berbahaya, karena sering memicu kecelakaan fatal,” tegas Jusri.

Secara hukum, larangan berhenti di bahu jalan tol kecuali dalam kondisi darurat telah diatur dalam Pasal 41 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol. Bahu jalan tol seharusnya diperuntukkan bagi arus lalu lintas keadaan darurat, pemberhentian darurat, dan tidak boleh digunakan untuk menaik-turunkan penumpang atau barang, mendahului kendaraan, maupun menarik/menderek/mendorong kendaraan.

Menurut Jusri, kendaraan yang berhenti di bahu jalan sangat rentan mengalami tabrakan dari belakang oleh kendaraan lain.

Alternatif Solusi yang Lebih Aman

Solusi dari kondisi penuhnya rest area dapat diatasi dengan berhenti di rest area berikutnya atau keluar dari tol sejenak, mencari pintu keluar terdekat untuk beristirahat di tempat yang lebih aman.

“Kalau rest area penuh akan ada rest area berikutnya. Tapi kalau dilihat gelagat penuh juga, jangan khawatir, keluar saja dari tol,” saran Jusri.

“Di luar tol kan banyak (tempat istirahat), ada pom bensin, minimarket, masjid, warung. Gunakan tempat-tempat itu untuk beristirahat. Kebanyakan orang berpikir akan jauh, tapi lebih baik jauh sedikit lebih aman dan selamat daripada di bahu jalan yang berbahaya,” jelasnya.

Manfaatkan Waktu Istirahat dengan Optimal

Saat berhenti beristirahat, waktu sebaiknya dimanfaatkan untuk mengembalikan energi. Salah satu cara terbaik adalah dengan tidur sejenak. Melakukan power nap sekitar 15 sampai 30 menit cukup untuk memulihkan kebugaran tubuh.

“Istirahat paling berkualitas adalah tidur. Ada metode power nap 15 sampai 30 menit, bisa juga mini nap sekitar 10 sampai 15 menit, bahkan ada nano nap yang hanya 5 menit,” ungkapnya.

Puncak arus liburan Nataru diprediksi akan mencapai kepadatan hingga pergantian tahun 2026. Terutama pada periode cuti bersama tanggal 24-26 Desember 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *