Masyarakat di sekitar pesisir Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, dikejutkan oleh fenomena langit berwarna merah darah yang terjadi pada Kamis (18/12) sore.
Salah seorang warga Kecamatan Panimbang, Doni (36), mengaku terkejut saat menyaksikan langit berwarna merah darah usai hujan deras yang melanda sejak hari Rabu (17/12).
Doni menyatakan bahwa ini merupakan kali pertama dalam hidupnya melihat langit berwarna merah darah di kawasan pesisir Pantai Panimbang.
Reaksi Warga Terhadap Fenomena Langit Merah
“Kaget lah, itu kejadian kemarin hari Kamis sekitar jam 6 sore. Itu setelah hujan kan dari kemarinnya. Selama puluhan tahun hidup di Panimbang, baru itu langit merah darah gitu, kalau dari sunset biasanya kekuningan gitu, kalau ini beda banget,” kata Doni, Jumat (19/12).
Akibat fenomena tersebut, masyarakat di wilayah pesisir Pantai Panimbang mengalami kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya bencana setelah langit berubah menjadi warna merah darah.
“Pada cemas orang sini mah, pada takut aja, takutnya itu pertanda bakal ada bencana karena baru pertama terjadi berubah warna merah gitu,” ujarnya.
Penjelasan BMKG Mengenai Fenomena Optik Atmosfer
Kepala Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah II Hartanto menjelaskan bahwa fenomena langit berwarna merah darah yang terjadi di wilayah pesisir Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang merupakan fenomena optik atmosfer yang dikenal sebagai hamburan rayleigh (rayleigh scattering).
“Itu kejadian alami. Jadi ada pembiasan cahaya matahari saat matahari berada di posisi rendah atau menjelang terbenam. Dan cahaya matahari harus menempuh jarak lebih jauh melalui atmosfer bumi untuk sampai ke mata,” kata Hartanto dalam keterangannya, Jumat (19/12).
Hartanto menambahkan bahwa adanya hamburan spektrum menyebabkan atmosfer menyaring warna bergelombang pendek sehingga membuat warna dengan gelombang panjang seperti merah dan jingga yang mampu menembus atmosfer dan tertangkap oleh mata manusia.
Faktor yang Memperkuat Warna Merah Pekat
“Warna merah yang tampak sangat pekat itu biasanya dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi uap air atau kelembapan atau adanya partikel aerosol atau debu polutan di udara. Dan mengingat wilayah Banten sedang musim hujan, kandungan uap air di atmosfer cukup jenuh yang memperkuat efek pantulan warna merah pada awan di sekitarnya,” ungkapnya.
Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tidak terlalu khawatir atas fenomena tersebut.
“Diimbau masyarakat tetap tenang, jangan panik. Dan kami imbau juga masyarakat tetap pantau informasi cuaca resmi dan terkini melalui platform media sosial kami,” tandasnya.