Air minum merupakan kebutuhan pokok harian di rumah tangga. Namun, penampilan air yang terlihat jernih dan bersih ternyata bisa menyimpan risiko kesehatan yang tidak terlihat bagi keluarga.
Melihat air minum yang tersedia di rumah, mungkin tidak terpikirkan bahwa di dalamnya bisa mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, beberapa kebiasaan sehari-hari perlu dievaluasi kembali untuk menjaga kesehatan anggota keluarga di rumah.
Bahaya Cemaran Logam Berat dalam Air Minum
Salah satu kontaminan kimia dalam air minum yang harus diwaspadai adalah logam berat, seperti timbal dan mangan, karena kontaminan tersebut biasanya hadir tanpa mengubah warna, rasa, atau aroma air.
Penelitian dari jurnal BMC Public Health menemukan bahwa anak-anak yang terpapar air minum dengan kadar timbal lebih tinggi memiliki nilai matematika yang lebih rendah dibandingkan mereka yang airnya bebas timbal. Artinya, paparan logam berat tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga perkembangan kognitif anak.
Tak hanya itu, dalam kasus cemaran mangan, penelitian yang dipublikasikan dalam Nebraska Extension Publications menunjukkan bahwa kadar mangan yang tinggi dalam air (lebih dari 300 µg/L) dapat meningkatkan risiko dampak neurologis (kondisi yang dapat memengaruhi kondisi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf) pada bayi, terutama bayi yang mengonsumsi susu formula berbasis kedelai atau beras.
Untuk mencegah hal tersebut, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan, termasuk mengurangi kebiasaan minum tertentu seperti yang dijelaskan berikut ini.

Kebiasaan yang Perlu Dihindari
Menurut Environmental Protection Agency, timbal dapat larut ke dalam air minum ketika pipa atau keran mengandung timbal mengalami korosi. Di mana, risiko korosi ini meningkat apabila kualitas air memiliki kandungan mineral yang rendah atau bersifat lebih asam.
Perlu diketahui, merebus hingga mendidihkan air keran yang sudah terkontaminasi timbal, tidak serta-merta dapat menghilangkan logam berat tersebut. Oleh karena itu, air keran tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi sebagai air minum, terutama untuk anak-anak.

Air yang disimpan lama dalam wadah tertentu, seperti wadah logam, ternyata dapat meningkatkan kadar mangan yang terlarut. Ketika air yang digunakan telah mengandung mangan secara alami, maka kebiasaan menyimpan air dalam wadah logam terlalu lama dapat memicu kontaminasi tambahan tanpa disadari.
Selain menghindari kedua kebiasaan di atas, pilihan air minum dari sumber yang terjamin dan sudah tersertifikasi, baik dari segi kemurnian, kebersihan, dan kehalalannya, juga dapat dipertimbangkan. Perhatian terhadap pilihan air minum di rumah perlu ditingkatkan.