Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memberikan pesan khusus kepada para jurnalis agar lebih tangguh saat melaksanakan tugas di lapangan.
Pesan tersebut disampaikan melalui surat yang dibacakan dalam upacara penutupan Pembekalan Awak Media di Daerah Rawan oleh Kementerian Pertahanan. Acara berlangsung di Helipad Resimen Latihan Tempur Kostrad, Sangga Buana, Karawang, pada Sabtu (20/12).
Pentingnya Penguasaan Prosedur Keselamatan
“Dengan penguasaan prosedur keselamatan dan kedaruratan, awak media akan lebih tangguh dalam menghadapi dinamika lapangan, sehingga dapat menghasilkan karya jurnalistik yang bermutu sekaligus tetap menjaga keselamatan diri dan lingkungan sekitarnya,” ungkap Menhan dalam surat yang dibacakan oleh Inspektur Upacara, Marsyda Yusri Lubis, yang menjabat sebagai Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi.
Dalam pembekalan ini, para jurnalis menerima berbagai materi pelatihan militer yang berguna untuk mendukung peliputan di daerah berbahaya, mulai dari medan perang hingga situasi bencana alam.
Para peserta diajarkan teknik penyelamatan diri saat terjadi kontak tembak, pelaksanaan pertolongan pertama di lapangan, ilmu navigasi darat, serta cara bertahan hidup jika terpisah dari gerakan utama pasukan.
Komitmen Pemerintah terhadap Keselamatan Insan Pers
“Pembekalan ini sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan perhatian serius terhadap aspek keselamatan insan pers sebagai bagian integral dari komponen bangsa,” tegas Menhan dalam pesannya.
Namun, pelatihan secara militer ini tidak dimaksudkan untuk ‘menundukkan’ wartawan. Sebaliknya, Kemhan ingin para jurnalis memiliki standar yang tepat ketika bertugas di daerah rawan.
“lnsan media yang kuat, terlatih, dan memiliki wawasan kebangsaan merupakan aset strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional,” tambah Sjafrie.
Sebanyak 42 jurnalis yang mengikuti pelatihan ini dilatih oleh para pelatih dari Kostrad, termasuk satuan elite mereka, Taipur (Intai Tempur).
Para pelatih tersebut memiliki pengalaman di berbagai daerah konflik, dari Papua hingga penugasan di Lebanon. Meskipun hidup selama seminggu di lingkungan militer, Menhan Sjafrie tetap menjamin independensi media sebagai penyampai pesan.
“Materi-materi tersebut dirancang untuk membekali awak media agar mampu melaksanakan tugas peliputan secara aman, terukur, dan profesional, tanpa mengurangi independensi dan integritas jurnalistik,” pesan Menhan menegaskan.