Posted in

Megawati Soroti Penanganan Bencana dan Kritik Buzzer di Tengah Musibah

Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri memberikan arahan kepada anggota Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, pada hari Jumat (19/12).

Beberapa poin penting disampaikan oleh Megawati dalam kesempatan tersebut. Berikut ini rangkuman pembahasannya.

Warga melewati aliran air sungai yang memutus jalan di kawasan Batu Busuk, Pauh, Padang, Sumatera Barat, Selasa (16/12/2025). Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Kritik terhadap Buzzer di Tengah Bencana

Megawati menyampaikan kritik terhadap buzzer yang aktif di media sosial saat terjadi bencana alam. Ia mengungkapkan pernah mengalami serangan dari buzzer tersebut.

Megawati membagikan pengalamannya saat menjabat sebagai Wakil Presiden dan Presiden ketika mengunjungi lokasi bencana. Ia menyaksikan adanya korban yang terjebak selama empat hari namun masih dapat diselamatkan.

“Ada orang tersangkut di pohon cemara, itu terlewati oleh kita, mohon maaf kalau sudah jadi jenazah, mulai membusuk, itu ternyata sudah 4 hari saya langsung bilang cepet diangkat, alhamdulillah orang itu masih hidup diberi oleh Allah,” kata Megawati.

Ia kemudian menyoroti peran buzzer. Megawati mengungkapkan keprihatinannya karena dalam situasi sulit, masih ada buzzer yang melakukan kampanye negatif.

“Ada buzzer, Ibu Mega mau cari nama, kalau ada buzzer ngomong gitu, kamu cari buzzernya siapa, bilang ama dia, kamu punya kemanusiaan apa tidak perikemanusiaan?” kata Megawati.

Penekanan pada Penanganan Bencana

Megawati meminta kepada kader PDIP untuk bekerja dengan ikhlas dalam membantu korban bencana.

Dalam arahan kepada Baguna PDIP, Megawati menekankan pentingnya kehadiran langsung anggota di daerah terdampak bencana.

“Jadi dalam Baguna ini yang dulu sama bangun itu saya minta kecepatan dan kepintaran itu harus ada. Dan berani datang ke tempat bencana bukan mendengarkan. Datang ke tempat bencana,” ujar Megawati.

Megawati menyatakan bahwa dalam penanggulangan bencana, kecepatan pengambilan keputusan merupakan faktor krusial. Setiap pihak yang terlibat dalam penanganan bencana juga harus memiliki pengetahuan memadai agar tindakan yang dilakukan tepat sasaran.

Ketua Umum PDIP tersebut pernah datang langsung ke lokasi bencana tsunami Aceh. Ia meyakini bahwa sebagai pemimpin harus turun langsung terlibat dalam penanganan bencana.

Respons Cepat dan Masalah Bantuan

Ketua Umum PDIP menilai kecepatan respons dalam penanganan bencana sangat penting. Bencana yang dimaksud tidak hanya banjir dan longsor di Sumatera, tetapi juga kebakaran yang harus ditangani dengan cepat.

Namun, Megawati menyayangkan respons dari pemadam kebakaran. Berdasarkan pengamatannya, waktu kedatangan damkar ke lokasi masih terbilang lambat.

“Seperti sekarang saya jengkel apa, Damkar itu. Kalau ada kebakaran kan kedengeran ngoang ngoeng,” kata Megawati.

Sebagai pembentuk Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP, Megawati menilai waktu respons terhadap suatu bencana sangat menentukan. Sebab, setiap kejadian memiliki karakteristik penanganan yang berbeda.

Megawati membagikan pengalamannya dalam menangani bencana. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah banyaknya bantuan dalam bentuk mi instan.

Megawati mengungkapkan, saat menjabat sebagai wakil presiden, ia pernah diperlihatkan salah satu gudang bantuan. Setelah memeriksa isinya, ia terkejut karena hanya menemukan mi instan.

“Gudang isinya hanya mi. Lah ko mi, mau bikin mi gimana ya. Mi instan karena kalau mi semua, kembung perut orang,” kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada Baguna PDIP di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, Jumat (19/12).

“Terus mi mau diapakan? Mikir dong, kalau mau diberi air, Jadi mi rebus. Jadi mesti ada untuk merebusnya. kan harus ada api, padahal dalam keadaan bencana kering. Bencana kering itu kebakaran dan sebagainya,” tambah dia.

Oleh karena itu, penting bagi setiap petugas di lapangan untuk mengenal dengan baik para korban. Dari situ, dapat diketahui kebutuhan dasar yang diperlukan oleh para korban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *