Julham, 28, dan Miftahul, 29, menutup babak asmara mereka dengan melangsungkan pernikahan. Sebelumnya, mereka harus melewati ujian berat yang mengancam rencana pernikahan mereka.
Jadwal pernikahan mereka tertunda signifikan akibat penipuan dari wedding organizer milik Ayu Puspita, yang menghilangkan dana Rp 98,2 juta. Meski begitu, ikatan cinta mereka tetap mengatasi tindakan kriminal tersebut.
Upacara Akad Nikah
Upacara akad nikah dilaksanakan secara sederhana pada Minggu, 21 Desember, pukul 15.00 WIB, dengan kehadiran keluarga dan kerabat sebagai saksi.
Selama momen bahagia tersebut, Miftahul mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan publik terhadap masalah yang mereka alami, yang sebelumnya pernah diliput oleh media.
“Kalau buat tim kumparan, aku sangat berterima kasih banyak karena aku berharap ke depannya kumparan benar-benar bisa membantu masyarakat Indonesia lagi seperti aku yang benar-benar membutuhkan ya,” kata Miftahul di Gedung Menara BPJamsostek, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (21/12).
“Dan terutama buat netizen Indonesia, makasih banyak sudah mendoakan kami. Tanpa doa netizen Indonesia, kita nggak akan bisa terwujud semua mimpi kita. Makasih banyak ya, makasih banyak,” lanjutnya.
Ia mengenang saat harapan hampir sirna, namun kemudian dipulihkan oleh bantuan orang-orang yang sebelumnya tidak dikenal.
“Alhamdulillahirabbilalamin, akhirnya pernikahan kita bisa berhasil ya. Walaupun awalnya kita pikir pesta ini, resepsi ini bakal gagal gitu karena WO By Ayu Puspita yang udah tipu kita. Tapi alhamdulillah kita ketemu dengan orang-orang baik gitu seperti PT Syah Creative Indonesia yang dapat membantu kita untuk merealisasikan pernikahan kita ini,” kata Miftahul.
Selanjutnya, Miftahul menyebutkan secara rinci pihak-pihak yang berkontribusi membantu mereka kembali ke pelaminan.
“Kita bener-bener makasih banyak buat Pak Ferri Syah selaku CEO dari PT Syah Creative Indonesia. Kita juga berterima kasih banyak sama tim Syah Creative Indonesia yang berjuang banget untuk mewujudkan mimpi kita. Kita juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Rumah Kampung, L8thing, Imagenic, All Star, The Holograil, Samirasa Catering, MUA Delia Vani, Selin Kebaya, Ros Arbore yang sudah mewujudkan rencana baik kami untuk menikah,” tuturnya.

Bagi mereka, pernikahan bukan hanya upacara, melainkan simbol awal kehidupan baru pasca masa sulit.
“Semua vendor-vendor tersebut adalah vendor-vendor terbaik yang mewujudkan mimpi kami sehingga impian kami, wedding dream kami terwujud gitu. Mohon doanya untuk kami karena kami sudah mulai hidup baru, semoga pernikahan kami yang awalnya terasa berat semoga ke depannya menjadi berkah buat kami,” ucap Miftahul.
“Terima kasih banyak terutama buat tim kumparan, kalau nggak ada tim kumparan aku nggak akan viral dan nggak akan kenal orang-orang baik ini,” tandasnya.
Penipuan WO Rugikan Ratusan Calon Pengantin
Kedua pasangan hampir tidak dapat melangsungkan pernikahan karena kehilangan Rp 98,2 juta yang telah dibayarkan kepada wedding organizer Ayu Puspita.
Pembayaran tersebut telah selesai pada 30 November sesuai kebijakan organizer.
Meski telah melunasi total Rp 98,2 juta, dana tersebut menghilang sementara hari pernikahan masih dua minggu lagi.
“Nangis sih pasti ya. Karena acara kita itu dua minggu lagi. 13 hari lagi, tanggal 21 Desember. Nah, kita dapat informasi di 7 Desember pagi. Itu kan belum jelas ya apa benar atau nggak,” jelas Miftahul.
“Karena bagaimana pun juga itu kan duit tabungan kita. Ya kita punya mimpi buat nikah gitu kan, sudah nabung lama,” lanjut dia.

Kejadian kehilangan dana tersebut membuat mereka terpuruk, dan mereka menyerah setelah pemeriksaan di Polres Jakarta Utara pada Senin, 8 Desember.
Pada saat itu, Miftahul sudah siap menerima kemungkinan pernikahan mereka tidak dapat terwujud.