Salah satu muazin di Masjid Nabawi, Madinah, Syekh Faisal bin Abdul Malik al-Nu’man, meninggal dunia pada Senin (22/12) malam waktu Arab Saudi.
Muazin merupakan orang yang bertugas mengumandangkan azan, yaitu panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan salat wajib.
Untuk menjadi muazin di masjid utama kedua setelah Masjidil Haram, Makkah, tentu memerlukan persyaratan khusus. Selain harus memiliki suara merdu dengan langgam tertentu, juga perlu menguasai Al-Quran dan ilmu lainnya—serta memiliki karakter yang baik.
Prosesi Pemakaman di Baqi
Salat jenazah untuk almarhum Faisal dilaksanakan usai salat Subuh di Masjid Nabawi, Selasa (23/12). Jenazah kemudian dimakamkan di Baqi, yang letaknya berdekatan dengan masjid raksasa tersebut.
“Syekh Faisal al-Nu’man menghabiskan usianya sebagai penyeru salat, suara dan penampilannya senantiasa hadir di seluruh penjuru Masjid Nabawi. Lantunan suaranya telah menyerukan panggilan tauhid selama bertahun-tahun, menjalankan misi agung ini dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan hingga ia memenuhi panggilan Tuhannya,” lapor media Saudi, Okaz, Selasa (23/12).
Mengikuti Jejak Ayahnya
Syekh Faisal mengikuti jejak ayahnya, Syekh Abdul Malik al-Nu’man, yang mulai mengumandangkan azan di Masjid Nabawi sejak usia 14 tahun. Dia terus menjalankan tugas mulia tersebut hingga akhir hayatnya.
Almarhum Faisal dikenal dengan suaranya yang merdu dan penampilannya yang khusyuk.
Suara panggilan salat dari Faisal menjadi salah satu suara yang melekat dalam ingatan para jemaah dan peziarah Masjid Nabawi.
“Sosoknya akan tetap hadir di hati siapa pun yang pernah mendengarnya, sebagai saksi atas pengabdian selama bertahun-tahun di tempat yang paling suci,” kata Okaz.
Pengabdian Selama 25 Tahun
Sumber lain menyebutkan, Faisal menjadi muazin sejak 2001 sehingga telah mengabdi selama 25 tahun.
Suara azan Faisal juga sering dibagikan di media sosial sehingga suara khasnya dikenal di kalangan umat Islam di seluruh dunia.