Sebanyak 10 sekolah di Kota Depok menerima email berisi ancaman bom pada Selasa (23/12) pukul 02.32 WIB. Pesan ancaman tersebut dikirim dari sebuah akun dengan nama “KLH”.
Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi menyatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku penyebaran teror bom ke sekolah-sekolah. Pemeriksaan dilaksanakan sejak Selasa (23/12) malam hingga Rabu (24/12) pagi.
Pengakuan Pelaku dan Investigasi Polisi
“KLH mengaku tidak mengunggah di TikTok atau membuat tulisan ancaman yang ada di email,” tutur Made. “Ada dugaan akun milik terduga itu diretas, saat ini masih kita selidiki,” imbuh Made.
Meski demikian, kepolisian tetap mendalami kebenaran pengakuan tersebut. Polisi menelusuri kemungkinan apakah klaim peretasan itu benar atau justru upaya menghindari tanggung jawab hukum.
“Penyidik saat ini masih mencari dan mencocokkan no HP terduga pelaku lain,” kata Made.
Isi Email Ancaman dan Motif Pelaku
Email berisi ancaman bom yang diterima sekolah-sekolah di Kota Depok memuat berbagai ancaman serius. Isi pesan tersebut mencakup teror bom, penculikan, pembunuhan, hingga penyebaran narkoba.
Menurut email itu, motif pengirimnya adalah membenci pendidikan di Depok. Pelaku juga mengaku tidak terima karena polisi tidak adil lantaran tidak menanggapi laporan polisinya: Ia mengaku diperkosa, dan orang yang memperkosanya tidak bertanggung jawab menikahinya.
Dalam email tersebut, pelaku menuliskan nama lengkapnya—diinisialkan KLH, alumni SMPIT-SMAIT Pesantren N dan universitas T. Ia juga menyebutkan beralamat di Jalan Jati Ulin, Kecamatan Beji, Kota Depok.
“Gua gak takut sama apa yang akan gua lakukan dengan nama almamater gua,” ujarnya dalam email ancaman tersebut.