Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, memberikan tanggapan terkait fenomena peningkatan penjualan mobil hybrid yang terjadi pada periode November 2025.
Menurut analisisnya, kenaikan tersebut menunjukkan adanya pergeseran pilihan kendaraan berbahan bakar bensin menuju elektrifikasi, meskipun belum sepenuhnya beralih ke battery electric vehicle (BEV) atau mobil listrik murni.
“Kenaikan penjualan hybrid dapat dilihat sebagai cerminan peralihan sebagian segmen middle class yang sudah biasa pakai ICE (Internal Combustion Engine) tapi masih ragu pindah ke full EV,” ungkap Yannes kepada media, Rabu (17/12/2025).
“Sehingga melihat HEV sebagai solusi transisi aman dan realistis yang minim risiko terhadap keterbatasan infrastruktur SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum),” tambahnya.

Peningkatan penjualan hybrid juga menjadi indikator bahwa konsumen mulai menginginkan inovasi pada kendaraan mereka. Selain itu, penerimaan terhadap teknologi baru mulai terbuka di kalangan konsumen.
Terlebih lagi, kombinasi mesin bensin dan motor penggerak listrik menawarkan tingkat efisiensi yang optimal tanpa mengorbankan performa kendaraan.
“Teknologi bauran bensin-listrik, hybrid, jadi masuk akal. BBM jauh lebih irit dari mobil bensin biasa, tapi nggak ada range anxiety (kekhawatiran jarak tempuh di mobil listrik), karena tetap bisa isi bensin di mana saja,” tegas Yannes.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat sekitar 6.636 unit mobil kategori hibrida terdistribusi dari pabrik ke diler (wholesales) pada periode November 2025, meningkat 19,4 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 5.556 unit.
Sementara itu, secara keseluruhan pasar mobil nasional pada November 2025 juga mengalami sedikit penguatan. Hal ini ditandai dengan kenaikan penjualan wholesales sebesar 0,32 persen dari 74.014 unit pada Oktober 2025 menjadi 74.252 unit.
Begitu pula dengan penjualan ritel yang terdongkrak 6,1 persen dari 74.720 unit pada September menjadi 79.310 unit bulan lalu. Hasil tersebut sekaligus menjadikan November sebagai periode bulan dengan penjualan tertinggi sepanjang tahun 2025.

Meskipun demikian, secara akumulasi total penjualan keduanya masih belum menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun 2024. Rentang Januari hingga November tahun ini penyaluran wholesales berjumlah 710.084 unit atau lebih rendah 9,6 persen dibanding periode serupa 2024 yang mencapai 785.917 unit.
Penjualan ritel selama 11 bulan tahun ini mencapai 739.977 unit atau mengalami penurunan 8,3 persen dibanding 2024 yang perolehannya 807.586 unit. Catatan tersebut masih mengindikasikan kondisi pasar otomotif nasional yang belum pulih sepenuhnya.