Bali disebut-sebut dan ramai dibicarakan bukan menjadi destinasi utama turis domestik menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026.
Kunjungan turis domestik dan mancanegara terpantau sepi di Pantai Kuta dan Pantai Legian, Bali, pada Senin (22/12). Hal ini berbanding terbalik dengan kawasan wisata Malioboro di Yogyakarta, yang sudah padat turis domestik.
Akses Jalan Jadi Pertimbangan Utama
Wakil Ketua PHRI Badung I Komang Alit Ardana mengatakan, ada beberapa turis domestik yang lebih banyak memilih berwisata ke Yogyakarta daripada ke Bali. Yakni, pertama berkaitan dengan akses jalan.
Akses jalan antar provinsi, terutama di Pulau Jawa sudah terjangkau. Turis bisa melintas lewat jalan tol. Sementara itu, turis terpaksa menyeberang apabila dari Pulau Jawa hendak ke Bali.
“Yogya itu penuh (wisatawan) dia gak pakai nyeberang, dia tinggal lempeng jalan aja ke jogja, orang Malang ke Yogya tinggal lempeng aja tapi kalau orang Malang, orang Yogya mau ke Bali harus menyeberang,” katanya di kawasan wisata Kuta, Selasa (23/12).
Faktor Cuaca dan Harga Tiket
Faktor kedua adalah cuaca. Faktor cuaca yang tidak menentu membuat sebagian besar turis takut menyeberang dari pelabuhan menuju Bali.
“Banyak orang takut berwisata kalau menyeberang karena situasi kondisi cuaca gak menentu. Dari BMKG menyarankan seperti itu kok. Sekarang gelombang mulai tinggi, angin mulai kencang sehingga orang berpikir untuk melakukan berwisata menyeberang,” sambungnya.
Selain itu, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace mengatakan faktor lain. Yakni, harga tiket yang masifnya informasi tentang banjir, sampah dan kemacetan di Pulau Dewata.
Pantauan Kumparan, rata-rata harga tiket dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta ke Bali mulai tanggal 24 Desember 2025 sampai 31 Desember 2025 sekitar Rp 1 jutaan.
“Faktor cuaca, tiket pesawat ke Bali, pemberitaan tentang sampah, kemacetan dan banjir di Bali yang sangat masif menjadi pertimbangan wisatawan domestik berlibur ke Bali. Sedangkan Yogya lebih mudah dituju dengan adanya jalan tol,” katanya saat dihubungi, Selasa (23/12).
Dampak Bencana Alam dan Dominasi Wisatawan Asing
Selain itu, menurut Cok Ace, secara umum memang jumlah kunjungan turis domestik menurun akibat bencana alam di Indonesia.
“Penurunan wisatawan domestik dibandingkan tahun lalu, tidak lepas dari dampak bencana alam yang terjadi di beberapa daerah khususnya yang berasal dari kantong-kantong asal wisatawan ke Bali termasuk bencana yang terjadi di Bali,” katanya.
Jumlah kunjungan turis ke Bali terpantau masih didominasi oleh wisatawan asing. Berdasarkan catatan Pemprov Bali, rata-rata jumlah penumpang masuk Bali melalui Bandara Internasional Ngurah Rai, sekitar 17 ribu sampai 20 ribu orang setiap hari di masa libur Nataru 2025-2026.
“Peningkatan jumlah penerbangan ke dan dari Bali, serta peningkatan kedatangan wisman, tidak linear dengan pergerakan penerbangan domestik, serta jumlah penumpang, dari catatan yang ada menunjukkan ratio pax antara domestik dan wisman 38,92 persen berbanding 61,08 persen,” katanya.