Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ancaman teror bom yang disebarkan melalui surel ke 10 sekolah di Kota Depok, Jawa Barat. Surel tersebut diduga dikirim dari akun milik seorang perempuan berinisial KLH. Hingga saat ini, polisi juga terus melacak keberadaan pacar KLH untuk keperluan pendalaman kasus.
“Penyidik juga masih mencari informasi keberadaan pacar KLH,” ujar Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi kepada wartawan, Rabu (24/12).
KLH Tidak Mengakui Perbuatan
Made Budi menerangkan, KLH telah menjalani pemeriksaan polisi. Dia tidak mengakui tindakan yang dituduhkan. KLH menyatakan akun surel miliknya diretas oleh pihak lain.
“Sementara dia tidak mengaku, bukan dia gitu. Berdasarkan pemeriksaan awal, dia tidak mengaku bukan dia gitu. Iya ngakunya begitu (akunnya di-hack/retas),” ujar dia.
Meski demikian, Made menegaskan penyidik belum serta merta mempercayai keterangan tersebut. Polisi masih mengkaji kemungkinan adanya kebohongan atau kebenaran klaim peretasan akun tersebut.
“Cuma tetap kita masih terus telusuri, apakah dia berbohong atau karena memang di-hack kan kita masih terus kita dalami gitu,” jelas dia.
Pemeriksaan Dilakukan Hingga Pagi
Menurut Made, pihak kepolisian telah melaksanakan pemeriksaan terhadap KLH sejak Selasa (23/12) malam hingga Rabu (24/12) pagi. Pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap keterkaitan KLH dengan ancaman teror bom yang sempat menimbulkan keresahan di sejumlah sekolah di Depok.
“KLH mengaku tidak mengunggah di TikTok atau membuat tulisan ancaman yang ada di email,” tutur Made.
“Ada dugaan akun milik terduga itu diretas, saat ini masih kita selidiki,” imbuh Made.
Isi Surel Mengandung Ancaman Serius
Diketahui, isi surel tersebut memuat ancaman serius, mulai dari teror bom, penculikan, pembunuhan, hingga rencana penyebaran narkoba. Dalam surel itu, pengirim menyebut motifnya adalah kebencian terhadap dunia pendidikan di Depok serta kekecewaan terhadap polisi yang dinilai tidak adil karena tidak menindaklanjuti laporannya.
Pengirim surel tersebut juga mengaku sebagai korban pemerkosaan dan menyebut pelaku tidak bertanggung jawab dengan tidak menikahinya. Ia menuliskan identitas lengkapnya yang diinisialkan KLH, mengaku sebagai alumni SMPIT-SMAIT Pesantren N dan universitas T, serta mencantumkan alamat di Jalan Jati Ulin, Kecamatan Beji, Kota Depok.
“Gua gak takut sama apa yang akan gua lakukan dengan nama almamater gua,” ujarnya.
Hingga saat ini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut untuk memastikan siapa pihak yang sebenarnya mengirim surel teror dan apakah ada keterlibatan pihak lain di balik ancaman ke 10 sekolah di Depok itu.