Jalan setapak di depan Pasar Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang tidak ramah bagi pejalan kaki, telah ditangani oleh Satpol PP DKI Jakarta. Aksi penertiban dilakukan setelah tim kami mengunjungi lokasi.
Penertiban Trotoar Benhil
“Untuk trotoar yang viral di benhil sudah ditindaklanjuti sama jajaran Abang,” kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan dalam keterangannya, Senin (22/12).
Satriadi menambahkan bahwa respons tersebut merupakan tindak lanjut atas laporan yang diterima melalui akun Instagram media, yang menyoroti keberadaan peti kayu dan kerucut parkir di atas trotoar.
“Hasil 30 peti kayu dan kerucut telah ditertibkan,” ujar Satriadi.
Rencana Penataan Trotoar 2026
Trotoar Benhil Ditata Bertahap Mulai 2026
Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta mengumumkan bahwa perbaikan trotoar di Jalan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, akan dilaksanakan secara bertahap. Rencana tersebut telah masuk dalam agenda Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat dan dijadwalkan dimulai pada tahun 2026.
“Tahun 2026 Suku Dinas Bina Marga Kota Administrasi Jakarta Pusat telah memprogramkan penataan trotoar di Jalan Bendungan Hilir secara bertahap. Namun, jika ada kewajiban pengembang akan dikoordinasikan dengan unit kerja terkait untuk memonitoring kewajiban tersebut supaya diselesaikan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Siti Dinarwenny, saat dihubungi, Minggu (21/12).
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul kondisi trotoar di area Benhil, khususnya di depan Pasar Benhil, yang masih tidak nyaman bagi pejalan kaki. Menurut Siti, trotoar seharusnya berfungsi sebagai ruang utama bagi pejalan kaki, terutama di wilayah dengan aktivitas tinggi dan akses transportasi umum.
Kondisi Lapangan dan Dampaknya
Pengamatan tim kami di lokasi menunjukkan bahwa trotoar masih belum sepenuhnya bersih. Sekitar lima tiang berdiri sepanjang jalur, dua di antaranya berada tepat di tengah trotoar.
Tiang-tiang lainnya berada di sisi trotoar namun tetap mengurangi ruang berjalan. Salah satu tiang dipasangi banner panjang yang hampir menutupi seluruh lebar jalur.
Selain tiang, deretan kerucut parkir, kayu, dan tali rafia juga menghalangi alur jalan. Pejalan kaki terpaksa melompati tali, menghindari kayu, atau berhenti sejenak untuk memastikan keamanan langkah selanjutnya.

Moko, seorang pria berusia 30 tahun yang sering melintasi area tersebut, merasakan langsung kondisi tersebut. Setelah berlari dari Benhil ke Kebon Sirih, ia kembali melewati trotoar yang sama, yang biasanya ia gunakan saat pulang kerja.
“Ya ini kan mana udah sempit ya di atas, terus ada tiang, ada dibatasin ini. Jadi aksesnya udah cuma buat satu orang aja, udah dibatasin ini, nyusahin pejalan kaki sih. Jadi mana yang di bawahnya buat parkiran mobil, mau ke yang seberang jalan juga takut keserempet gitu sih. Jadi minusnya di Benhil ini meskipun dekat Sudirman, tapi akses ke Benhilnya masih kurang diperhatiin sih pejalan kaki,” ujarnya di kawasan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (21/12).

