Posted in

Toyota Hardtop Kuasai Jip Wisata Bromo, Populasinya Capai 2.000 Unit

Toyota Land Cruiser FJ40 yang dikenal dengan sebutan Toyota Hardtop masih mendominasi sebagai kendaraan utama di jalur wisata kawasan Bromo. Popularitasnya terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya minat wisatawan untuk menikmati keindahan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Di balik padatnya lalu lintas jip wisata tersebut, tercatat jumlah kendaraan yang beroperasi saat ini telah mencapai angka ribuan unit.

Distribusi Armada Jip di Kawasan Bromo

Ketua Paguyuban Jip TransBromo, Arlex Mardiyansyah, mengungkapkan bahwa total populasi jip yang beroperasi di wilayah Bromo saat ini berkisar pada angka 2.000 unit.

Menurut pria yang biasa dipanggil Ardi ini, ribuan kendaraan tersebut tersebar di beberapa jalur utama yang menjadi akses favorit bagi para wisatawan.

“Kalau total populasi jip, khususnya Toyota Hardtop yang beroperasi di area Bromo itu kurang lebih memang ada sekitar 2.000 unit,” ujar Ardi kepada media saat ditemui di sela-sela acara kumparan Eco Journey Lintas Nusa Toyota Veloz Hybrid EV.

Ardi menjelaskan bahwa ribuan jip tersebut terdistribusi di empat jalur utama, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Tosari, dan Malang. Dari seluruh jalur tersebut, Probolinggo menjadi wilayah dengan jumlah jip terbanyak yang melayani wisatawan.

“Di jalur Probolinggo itu yang paling banyak, kurang lebih ada sekitar 800-an unit jip,” katanya.

Dominasi Toyota Hardtop di Segmen Wisata

Sementara itu, jalur Tosari menempati posisi kedua dengan jumlah armada yang juga cukup signifikan. Jalur ini menjadi salah satu akses favorit karena karakter medannya yang menantang sekaligus menawarkan panorama khas Bromo.

“Kalau di jalur Tosari kurang lebih ada sekitar 700-an unit, lalu di jalur Malang itu sekitar 400 sampai 500 unit jip,” jelasnya.

Yang menarik, dari total populasi tersebut, Toyota Hardtop masih menjadi kendaraan yang paling mendominasi. Jip legendaris ini disebut menguasai hampir seluruh armada wisata di kawasan Bromo, dibandingkan dengan model lain yang populasinya jauh lebih kecil.

“Sekitar 95 persen itu Toyota Hardtop, sisanya baru kendaraan lain seperti Daihatsu Taft,” ungkapnya.

Untuk Daihatsu Taft sendiri, Ardi menyebut populasinya terbatas dan hanya berasal dari wilayah tertentu. Bahkan, kehadiran Willys di Bromo kini sudah semakin langka dan hanya muncul pada momen tertentu.

“Daihatsu Taft itu kebanyakan dari Sukapura, kalau dari wilayah lain hampir nggak ada. Kalau Malang masih ada Willys, tapi populasinya kecil banget, sekitar 1 sampai 2 persen saja, mungkin cuma 10 sampai 20 unit, itu pun biasanya dipakai saat peak season,” tegasnya.

Dominasi Toyota Hardtop bukan tanpa alasan. Menurut Ardi, faktor kenyamanan, ukuran kabin, hingga reputasi kendaraan menjadi pertimbangan utama wisatawan saat memilih jip untuk menjelajah kawasan Bromo.

“Toyota Hardtop itu sudah terkenal, ukurannya juga lebih besar dibanding Taft, dan lebih nyaman buat penumpang. Makanya kustomer memang lebih memilih Hardtop, terutama tipe FJ,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *