Thailand dan Kamboja saat ini saling menuduh terkait pertempuran yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Kedua pihak kerap mengklaim adanya pelanggaran kedaulatan negara di wilayah perbatasan saat serangan berlangsung.
Ketegangan tidak hanya memuncak di perbatasan, tetapi juga merembet ke warga negara kedua negara yang berada di wilayah lain. Di Korea Selatan, sekitar 15-20 warga Kamboja dilaporkan menyerang empat warga Thailand di sebuah tempat karaoke di wilayah Mokpo Daebul. Menurut The Nation, Rabu (17/12), insiden pemukulan tersebut diduga terkait dengan ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja.
Pertemuan Diplomatik ASEAN di Malaysia
Upaya perdamaian antara Thailand dan Kamboja sedang digencarkan, salah satunya melalui pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Malaysia. Para diplomat ASEAN berkumpul di Malaysia untuk membahas sekaligus berupaya memulihkan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja yang rapuh, Senin (22/12).
Pertemuan ini dihadiri oleh diplomat utama Thailand dan Kamboja, menandai pertemuan tatap muka pertama yang melibatkan kedua pihak sejak pertempuran kembali pecah pada 8 Desember lalu.
“Saya berharap pertemuan khusus ini akan memperbarui upaya kita untuk kembali ke stabilitas di wilayah yang terdampak. ASEAN harus melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan dalam pernyataan pembukanya, dikutip dari Reuters.
“Tujuan kami melampaui sekadar meredakan ketegangan. Kita harus meningkatkan membangun kepercayaan di antara pihak-pihak yang bertikai dan menyediakan ruang untuk dialog meski ada perbedaan,” lanjutnya.
Kesepakatan Gencatan Senjata dan Upaya Diplomasi
Kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja sebelumnya telah ditandatangani oleh kedua pihak, disaksikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden AS Donald Trump di sela KTT ASEAN beberapa waktu lalu. Namun, hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda keberhasilan pasca penandatanganan kesepakatan tersebut.
Anwar Ibrahim dalam unggahan di X berharap pertemuan para menlu ASEAN dapat membuka jalan bagi Thailand dan Kamboja untuk bernegosiasi secara terbuka, menyelesaikan perbedaan, dan mencapai solusi yang adil dan jangka panjang.
“Saya menekankan pentingnya bagi Kamboja dan Thailand untuk menjunjung tinggi semangat dialog, kebijaksanaan, dan saling menghormati untuk meredakan ketegangan dan mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini,” kata Anwar di X pada Minggu (21/12).
Anwar mengatakan dalam perbincangannya dengan PM Thailand Anutin Charnvirakul dan PM Kamboja Hun Manet pekan lalu, kedua negara berkeinginan untuk mencapai resolusi damai sesegera mungkin.
Peran Indonesia dalam Penyelesaian Konflik
Menteri Luar Negeri Sugiono mendorong penyelesaian konflik Kamboja-Thailand melalui jalur dialog. Hal tersebut disampaikan Sugiono saat menghadiri pertemuan para Menlu ASEAN di Kuala Lumpur.
“Pada intinya, Indonesia selalu percaya bahwa kedua keluarga kita di ASEAN, Kamboja maupun Thailand, akan menemukan jalan damai melalui dialog dengan dukungan penuh ASEAN,” tegas Sugiono seperti dikutip dari situs Kemlu RI.
Pada pertemuan tersebut, Indonesia mengapresiasi peran Malaysia sebagai Ketua ASEAN dan mendorong agar seluruh pihak menahan diri, menghentikan aksi militer, serta segera kembali ke dialog dan diplomasi sesuai dengan Piagam ASEAN dan semangat persatuan ASEAN.
Sugiono juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berperan secara konstruktif, termasuk melalui kontribusi personel dalam ASEAN Observer Team, guna membantu memantau situasi di medan konflik sesuai mandat ASEAN.
Selain itu, Indonesia menekankan pentingnya penguatan kapasitas ASEAN dalam pencegahan konflik dan penyelesaian damai, termasuk melalui pemanfaatan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan mekanisme ASEAN lainnya.
Pertemuan menghasilkan Chair’s Statement yang menegaskan komitmen ASEAN terhadap persatuan dan sentralitas organisasi multilateral Asia Tenggara tersebut. Pernyataan tersebut juga menyerukan agar pihak-pihak terkait dapat memulihkan kepercayaan serta kembali ke dialog, baik melalui mekanisme bilateral maupun dengan fasilitasi Ketua ASEAN.