Aktivitas bisnis VinFast di Indonesia memasuki fase baru dengan dimulainya perakitan lokal mobil listrik merek Vietnam tersebut di pabrik mereka yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Kehadiran fasilitas produksi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN.
CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengalokasikan dana investasi sebesar USD 1 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun. Pada tahap awal, realisasi investasi mencapai USD 300 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun yang digunakan untuk pembangunan fasilitas pabrik.
Komitmen Peningkatan TKDN Bertahap
“Alasan kami memutuskan membangun pabrik di sini karena kami sudah berkomitmen dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan TKDN hingga 40 persen pada 2026. Dua tahun berikutnya menjadi 60 persen,” ujar Chau di Subang, Senin (15/12/2025).
Perusahaan berencana untuk terus meningkatkan nilai TKDN menjadi 60 persen pada tahun 2029 dan mencapai target 80 persen mulai tahun 2030. Selain itu, pabrikan tersebut juga aktif membangun ekosistem pendukung di sekitar kawasan Subang.
“Nilai 40 persen didapatkan dari hasil kerja sama dengan pemasok baterai Gotion Indonesia untuk kendaraan VinFast. Hanya dari suplai mereka, kami bisa memperoleh nilai lokalisasi hingga 40 persen karena komponen baterai biasanya berperan 30-40 persen,” imbuh Chau.
Efisiensi Biaya Produksi
Chau menyatakan bahwa operasional pabrik VinFast di Indonesia dapat membantu menekan biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini terutama karena komponen penting pada mobil listrik seperti baterai yang sebelumnya dinilai masih mahal, kini sudah diproduksi di dalam negeri.
Chief Executive Officer (CEO) VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto menambahkan bahwa fasilitas pabrik VinFast merupakan infrastruktur yang akan terus berkembang. Masih terdapat beberapa tahap pembangunan yang akan memaksimalkan kapasitas produksi.
“Pabrik ini selesai pembangunannya dalam waktu 17 bulan. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 171 hektare. Tapi saat ini belum semuanya dikembangkan. Pengembangan akan secara bertahap, terdiri dari beberapa fase,” kata Kariyanto dijumpai pada kesempatan sama.
Kapasitas Produksi dan Tenaga Kerja
Pada tahap awal, pabrik ini memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 50 ribu unit dengan melibatkan 900 tenaga kerja. Investasi di fase pertama telah mencapai USD 300 juta atau setara Rp 4,8 triliun.
Kapasitas produksi dan jumlah tenaga kerja di pabrik VinFast diproyeksikan akan terus meningkat hingga mencapai 350 ribu unit per tahun dengan total investasi USD 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Apabila seluruh tahap pembangunan rampung, fasilitas ini mampu menyerap hingga 15 ribu tenaga kerja.
“Tentu kami akan menyesuaikan tingkat kebutuhan dari pabrik itu sendiri. Jika seluruh fase telah dikembangkan, untuk produksi kendaraan roda empat itu bisa meningkat kapasitasnya dari 50 ribu unit menjadi 350 ribu unit per tahun,” terangnya.
Model Kendaraan yang Diproduksi
Seluruh model VinFast yang telah dipasarkan akan segera memasuki lini produksi lokal. Mulai dari VinFast VF3, VF5, VF6, dan VF7, hingga MPV 7-seater terbarunya VinFast Limo Green.
***